Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter AS Sebut Wabah Corona bagai Tragedi Pearl Harbor dan 9/11

Kompas.com - 06/04/2020, 13:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang jenderal dokter bedah di Amerika Serikat (AS) menyebut wabah virus corona bak tragedi Pearl Harbor dan 9/11.

"Ini akan menjadi minggu yang paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan sebagian besar orang Amerika, terus terang."

"Ini akan menjadi 'momen Pearl Harbor' kita, 'momen 9/11' kita, hanya saja lingkupnya tidak lokal," ujar Jenderal Dokter Bedah Jerome Adams pada Fox News, dikutip via AFP Senin (6/4/2020).

Baca juga: Mahasiswa AS Ini Bikin Masker Khusus untuk Komunitas Tuli

Dalam pengeboman Pearl Harbor yang terjadi pada 7 Desember 1941, 2.403 prajurit AS terbunuh dan 1.143 orang terluka.

Kemudian di tragedi 9/11 pada 2011 yang didalangi teroris Al-Qaeda, 2.996 korban tewas dan 25.000 orang luka-luka setelah 2 pesawat menabrak 2 gedung di kompleks World Trade Center.

Baca juga: Hewan Positif Covid-19: Harimau di AS, Anjing di Hong Kong, dan Kucing di Belgia

Hingga Senin (6/4/2020) jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di AS hampr menyentuh angka 10.000, tepatnya 9.618 menurut penghitungan Worldometers.

Korban meninggal paling banyak di New York yakni 4.159, setelah sehari sebelumnya berada di angka 4.159.

Data tersebut diungkap oleh Gubernur New York Andrew Cuomo, yang dikutip dari AFP.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Dokter di New York Bersiap Kondisi Terburuk

Namun New York pada Minggu (5/4/2020) juga mencatatkan angka kematian harian terendah akibat wabah virus corona.

Terkait hal itu Cuomo enggan berspekulasi lebih jauh. Ia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu blip (hanya sementara).

New York yang biasanya tidak pernah tidur kini sepi, dengan jalan-jalan dan tempat keramaian yang sudah ditinggalkan orang.

Jurnalis AFP melaporkan ada sebuah pesan dibuat di lampu neon yang bertuliskan "2020. Untuk semua yang berjuang menyelamatkan nyawa kami. Terima kasih".

Baca juga: Wabah Covid-19, Trump Batalkan Lockdown Kota New York

Presiden Donald Trump telah memperingatkan tentang angka kematian yang akan "mengerikan".

Kemudian Johns Hopkins University mengatakan, data terbaru mencatat lebih dari 1.200 orang meninggal karena kompikasi virus corona dalam sehari.

Lalu pejabat kesehatan AS, Anthony Fauci, menerangkan korban meninggal virus corona bisa mencapai 200.000 orang jika mitigasi yang mereka lakukan tak berhasil.

Baca juga: Jika Mitigasi Virus Corona Tak Berhasil, 200.000 Orang di AS Diprediksi Meninggal

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional itu menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters Minggu (29/3/2020).

Namun dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan jumlah itu didapat berdasarkan simulasi.

Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.

Baca juga: Bantu Tangani Virus Corona, PM Irlandia Kembali Mendaftar Jadi Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com