Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota di Ekuador Terpaksa Masukkan Jenazah Korban Covid-19 ke Peti Kardus

Kompas.com - 06/04/2020, 11:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

GUAYAQUIL, KOMPAS.com - Kehabisan peti mati, kota Guayaquil di Ekuador terpaksa membaringkan jenazah korban Covid-19 ke dalam kotak kardus.

Kota terbesar itu menjadi klaster wabah virus corona di sana, dengan rumah sakit maupun rumah duka kewalahan menangani korban meninggal.

Karena tidak kuat menampung angka kematian yang terus berdatangan, sejumlah keluarga terpaksa membawa jenazah kerabat mereka ke rumah.

Baca juga: Jenazah Korban Virus Corona Tergeletak di Jalan, Wapres Ekuador Minta Maaf

Unggahan yang muncul memperlihatkan permintaan tolong kepada otoritas agar mengeluarkan mayat itu, maupun gambar adanya jenazah tergeletak di jalan.

Pemerintah kota pelabuhan di Pasifik itu menyatakan, mereka menerima donasi 1.000 kotak kardus, dan bakal meneruskannya ke dua pemakaman.

Juru bicara pemerintah Guayaquil menerangkan, mereka harus memenuhi permintaan karena harga peti mati sangat mahal, dan mereka mulai kekurangan.

Pernyataan pemerintah senada dengan Santiago Olivares, pemilik jaringan rumah duka yang mengaku kesusahan memenuhi pesanan peti mati.

"Saya menjual 40 unit dari cabang di pusat kota, kemudian 40 dari kantor pusat. Saya harus memesan 10 di akhir pekan, dan kami kehabisan," kata dia dilansir AFP.

Olivares menjelaskan, pemberlakuan jam malam selama 15 jam turut andil menghambat pasokan bahan baku peti seperti kayu dan besi.

Kantor wali kota dalam kicauannya di Twitter menyatakan, peti kardus itu akan memberi pemakaman yang layak bagi korban Covid-19.

Karena begitu banyaknya mayat, pemerintah lokal meminta bantuan militer untuk membantu petugas rumah duka agar menangani jenazah itu.

"Ini seperti rumah sakit di zona perang. Apa yang kami lihat persis seperti di film horor," kata seorang dokter di Rumah Sakit Teodoro Maldonado Carbo.

Dilansir The Guardian Minggu (5/4/2020), dokter anonim itu mengungkapkan dia dilarang istrinya bekerja. Namun jika tak bertugas, bakal lebih banyak korban berjatuhan.

Baca juga: Ini Sederet Alasan Warga di Berbagai Daerah Tolak Pemakaman Jenazah Korban Corona, Apa Saja?

Sebuah jenazah yang tertutupi kain tergeletak di luar Kementerian Kesehatan Publik Ekuador, di tengah wabah virus corona, pada 4 April 2020.REUTERS/STRINGER/Vicente Gaibor del Pino Sebuah jenazah yang tertutupi kain tergeletak di luar Kementerian Kesehatan Publik Ekuador, di tengah wabah virus corona, pada 4 April 2020.
Saat ini, Ekuador mencatatkan 3.646 kasus penularan positif dan 180 kematian dari wabah yang pertama kali terjadi di Wuhan, China itu.

Meski begitu, pengumuman tersebut dibuat ketika Quito mengalami kekurangan alat tes, yang berarti jumlahnya bisa saja lebih tinggi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com