WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengemukakan alasan mengapa dia tidak mengenakan masker di tengah wabah virus corona.
Dalam konferensi harian mengenai langkah pemerintah mencegah wabah, dia melontarkan imbauan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Dalam imbauan yang dibawakan Trump, CDC menginstruksikan agar publik mengenakan masker demi menghindari penularan virus corona.
Baca juga: Imbau Warga AS Kenakan Masker di Tengah Virus Corona, Trump: Saya Tak Akan Pakai
Sebelumnya, mereka yang harus mengenakan penutup mulut adalah tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 atau kondisinya kurang sehat.
Namun dalam perkembangan terbaru, menutupi mulut dan hidung merupakan cara yang ampuh dalam menghalangi penyebaran SARS-Cov-2.
"Dari studi terbaru, kami tahu bahwa transmisi dari orang yang tak memiliki gejala lebih signifikan dari sebelumnya," ucap Trump.
Dia juga menuturkan bahwa publik diminta mengenakan masker kain atau syal. Sebab, masker bedah atau N95 harus diserahkan kepada tim medis.
Meski begitu, presiden berusia 73 tahun tersebut meneruskan pengumuman itu dengan menyebutkan bahwa sifatnya adalah sukarela.
"Kalian tak harus melakukannya. Saya memilih tak memakainya. Mungkin sebagian orang akan mengenakannya, itu bagus," kata dia.
Saat awak media menanyakan alasannya, dia hanya menjawab tak ingin melakukannya, apalagi sambil melakoni tugasnya di Ruang Oval.
Baca juga: AS Diterpa Wabah Virus Corona, Trump Salahkan Obama
"Saya memakai masker saat menjamu raja, presiden, diktator, perdana menteri. Saya merasa tak cocok saja. Mungkin nanti saya akan berubah pikiran," katanya.
Dilansir BBC Sabtu (4/4/2020), dia mendapat pertanyaan seputar paket stimulus, kesiapan Washington menghadapi Covid-19, ataukah wabah ini bakal mengganggu Pilpres AS 2020.
Terkait dengan pelaksanaan pemilu, presiden dari Partai Republik itu menegaskan Pilpres AS tetap digelar pada November mendatang.
Dia mengabaikan ide agar pemilih mengirimkan balot suara mereka melalui pos, dari pada harus datang ke tempat pemilihan.
"Harusnya Anda datang secara bangga ke bilik dan memberikan suara Anda. Bukan malah mengirimkannya melalui pos," cetus dia.
Dia mengklaim, memercayakan pemilihan kepada sistem pos bisa memberikan berbagai implikasi. Termasuk keyakinan bahwa pemilih bisa berbuat curang.
Baca juga: Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.