Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pakai Masker di Tengah Virus Corona, Ini Alasan Presiden Trump

Kompas.com - 04/04/2020, 16:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengemukakan alasan mengapa dia tidak mengenakan masker di tengah wabah virus corona.

Dalam konferensi harian mengenai langkah pemerintah mencegah wabah, dia melontarkan imbauan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Dalam imbauan yang dibawakan Trump, CDC menginstruksikan agar publik mengenakan masker demi menghindari penularan virus corona.

Baca juga: Imbau Warga AS Kenakan Masker di Tengah Virus Corona, Trump: Saya Tak Akan Pakai

Sebelumnya, mereka yang harus mengenakan penutup mulut adalah tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 atau kondisinya kurang sehat.

Namun dalam perkembangan terbaru, menutupi mulut dan hidung merupakan cara yang ampuh dalam menghalangi penyebaran SARS-Cov-2.

"Dari studi terbaru, kami tahu bahwa transmisi dari orang yang tak memiliki gejala lebih signifikan dari sebelumnya," ucap Trump.

Dia juga menuturkan bahwa publik diminta mengenakan masker kain atau syal. Sebab, masker bedah atau N95 harus diserahkan kepada tim medis.

Meski begitu, presiden berusia 73 tahun tersebut meneruskan pengumuman itu dengan menyebutkan bahwa sifatnya adalah sukarela.

"Kalian tak harus melakukannya. Saya memilih tak memakainya. Mungkin sebagian orang akan mengenakannya, itu bagus," kata dia.

Saat awak media menanyakan alasannya, dia hanya menjawab tak ingin melakukannya, apalagi sambil melakoni tugasnya di Ruang Oval.

Baca juga: AS Diterpa Wabah Virus Corona, Trump Salahkan Obama

"Saya memakai masker saat menjamu raja, presiden, diktator, perdana menteri. Saya merasa tak cocok saja. Mungkin nanti saya akan berubah pikiran," katanya.

Dilansir BBC Sabtu (4/4/2020), dia mendapat pertanyaan seputar paket stimulus, kesiapan Washington menghadapi Covid-19, ataukah wabah ini bakal mengganggu Pilpres AS 2020.

Terkait dengan pelaksanaan pemilu, presiden dari Partai Republik itu menegaskan Pilpres AS tetap digelar pada November mendatang.

Dia mengabaikan ide agar pemilih mengirimkan balot suara mereka melalui pos, dari pada harus datang ke tempat pemilihan.

"Harusnya Anda datang secara bangga ke bilik dan memberikan suara Anda. Bukan malah mengirimkannya melalui pos," cetus dia.

Dia mengklaim, memercayakan pemilihan kepada sistem pos bisa memberikan berbagai implikasi. Termasuk keyakinan bahwa pemilih bisa berbuat curang.

Baca juga: Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com