Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Trump Minta Publik AS Bersiap akan "2 Pekan yang Menyakitkan"

Kompas.com - 01/04/2020, 17:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump meminta publik untuk bersiap akan "dua pekan yang menyakitkan" dan meminta mereka menaati aturan pemerintah.

Dalam konferensi pers ke Gedung Putih, dia menyebut Covid-19 sebagai "wabah", dan meminta warga mengikuti panduan social distancing diperpanjang hingga akhir April.

Melalui simulasi yang dilakukan, Gedung Putih memprediksi 100.000-240.000 orang di AS meninggal jika aturan pemerintah ditegakkan.

Baca juga: Jilat Ludahnya Sendiri, Trump: Virus Corona Bukan Flu Biasa

Berdasarkan grafik yang dipaparkan pada Selasa (31/3/2020), 2,2 juta bakal meninggal karena virus corona jika tak mengikuti social distancing.

Trump menekankan, penting bagi publik Negeri "Uncle Sam" agar ikuti aturan. Sebab, ini sudah menyangkut masalah hidup dan mati.

"Saya ingin setiap orang bersiap untuk momen sulit. Ini akan menjadi dua pekan yang sangat, sangat menyakitkan," kata dia dikutip Sky News Rabu (1/4/2020).

Presiden 73 tahun itu memprediksi, puncak dari wabah penyakit bernama Covid-19 tersebut bakal terjadi dalam dua pekan ke depan.

Peringatannya terjadi kurang dari sepekan setelah dia mengungkapkan rencana untuk membuka kembali ekonomi negara ketika Paskah.

Di konferensi pers, Trump menyebut virus corona sebagai "musuh yang tak kasat mata", dan mengaku Washington memang menahan 10.000 ventilator.

Alat bantu pernapasan itu sengaja ditahan jika kondisi buruk terjadi. "Ini akan menjadi tiga pekan yang belum pernah kami saksikan sebelumnya," ujar dia.

Baca juga: Putin Kirim Bantuan Alat Medis ke AS, Trump: Very Nice

Presiden ke-45 AS itu juga menyatakan, setiap orang diminta memakai masker sebagai masker muka untuk mengantisipasi penyebaran.

"Kalian bisa menggunakan syal. Banyak orang punya benda itu. Saya rasa jika semua orang melakukannya, maka tidak ada masalah," jelasnya.

Dia mengatakan pemerintah memang membuat jutaan masker. Namun saat ini, prioritas masker tersebut adalah bagi rumah sakit dan tenaga medis.

"Kami tidak ingin publik terlibat perselisihan dengan rumah sakit, yang jelas-jels membutuhkannya," kata presiden dari Partai Republik itu.

Saat ini, Washington mengumumkan lebih dari 188.000 orang terinfeksi Covid-19, dengan 4.055 di antaranya meninggal dunia.

Angka kematian di AS karena wabah ini melebihi korban tewas serangan teroris pada 11 September 2001, atau dikenal sebagai peristiwa 9/11.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Trump Akui Pemerintah Federal AS Menahan 10.000 Ventilator

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com