Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Konsumsi Buah di Indonesia Rendah, Pemerintah Atasi dengan Cara Ini

Kompas.com - 13/12/2021, 13:59 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buah merupakan salah satu makanan sumber vitamin. Namun, angka konsumsi buah di Indonesia masih terbilang rendah.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan oleh R. R. Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P., Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultural Kemenko Perekonomian, konsumsi buah di Indonesia baru mencapai 88,56 gram per kapita per hari.

"Sementara rekomendasi dari WHO itu sebesar 150 gram per kapita per hari. Artinya kita perlu effort yang lebih banyak lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kita untuk mengonsumsi buah-buahan sebagai komoditas untuk meningkatkan kesehatan, terutama di era pandemi Covid-19 ini," jelas Yuli dalam acara Media Launch Virtual Sunpride, Jumat (10/12/2021).

Yuli menuturkan, pemerintah telah melakukan beberapa cara untuk meningkatkan angka konsumsi buah di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengadakan Gelar Buah Nusantara.

Gelar Buah Nusantara diadakan setiap Agustus sekaligus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Pemerintah melaksanakan beberapa kegiatan selama Gelar Buah Nusantara 2021, di antaranya adalah display buah di istana negara, promosi buah nusantara di market place, dan mengadakan kampanye konsumsi buah di media sosial.

Baca juga:

Mengetahui tanda buah mangga matang mungkin sering dianggap sebagai hal yang mudah. Namun, sebagian orang masih sering keliru dalam mengenalinya.Unsplash/Kaysha fqe2qindz5 Mengetahui tanda buah mangga matang mungkin sering dianggap sebagai hal yang mudah. Namun, sebagian orang masih sering keliru dalam mengenalinya.

Cara lain yang sedang dilakukan pemerintah untuk mengupayakan peningkatan jumlah konsumsi buah adalah dengan mendorong produksi buah.

"Dalam rangka meningkatkan konsumsi pastinya berdampak juga pada berapa kebutuhan konsumsi masyarakat dan merencanakan produksi sesuai kebutuhan tersebut. Otomatis juga akan terhitung berapa investasi dan luasan produksi yang perlu dibangun," ujar Yuli.

"Ini perlu kerja sama pemerintah pusat dan daerah yang kita dorong melalui pengembangan kawasan hortikultura atau buah-buahan yang memang didorong secara masif dan sudah kerja sama. Sudah kita lakukan di beberapa lokasi, seperti di Aceh, Blitar," tambahnya.

Menurut Yuli, semua model kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah dan petani di beberapa daerah sudah terintegrasi dengan baik.

"Bagaimana kita meningkatkan kapasitas petani melalui dukungan pembiayaan, pemberian insentif agar lebih semangat melakukan usaha taninya. Kemudian juga memberikan kesempatan untuk memahami teknologi termasuk digitalisasi pertanian dari hulu sampai hilir," kata Yuli.

Menurutnya, kini petani sudah mulai terbiasa menggunakan gawai untuk melihat perkembangan tanamnya.

Yuli berharap, ke depannya petani dapat mendapatkan informasi yang lebih transparan terkait potensi dan prediksi panen.

Tidak sampai di sana, Yuli menyampaikan bahwa pemerintah juga sudah melakukan edukasi mengenai pentingnya buah untuk kesehatan manusia.

"Nanti dimulai sejak dini, masuk dalam kurikulum mereka untuk bagaimana buah-buahan menunjang kesehatan mereka dan memberikan dampak terutama di era Covid-19 ini," kata Yuli.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com