Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Harga Madu Murni Mahal, Ada Risiko Taruhan Nyawa Peternak

Kompas.com - 30/06/2021, 17:37 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Harga untuk setiap jenis madu yang berbeda di pasaran tentunya berbeda-beda.

Namun satu yang pasti, jika identik dengan kata murni dan asli maka madu tersebut senantiasa dibanderol dengan harga yang cukup mahal.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sadar Tani Muda Desa Bojongmurni yang juga peternak lebah madu Iyan Supriyadi, harga yang mahal tersebut dikarenakan cara mendapatkan madu yang relatif sulit.

Iyan menjual madu kemasan 250 mililiter dengan harga sekitar Rp 130.000. Sementara untuk kemasan sarang 500 gram dijual Rp 170.000-Rp 180.000 per cup.

Baca juga: Ada Wisata Ternak Lebah Madu di Lembah Gunung Pangrango, Seperti Apa?

Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).

“Untuk dapat madu yang terjaga kemurniannya, yang layak jadi obat itu prosesnya panjang. Risikonya juga nyawa,” kata Iyan ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (29/06/2021).

Risiko kehilangan nyawa ini khususnya ditanggung oleh para petani lebah yang memanen madu yang dihasilkan oleh kawanan lebah jenis apis dorsata.

Jenis lebah tersebut yang biasanya bersarang di pedalaman hutan, tepatnya di gua-gua atau pun puncak pohon besar.

“Tahun ini ada sekitar tiga atau empat yang meninggal karena memperjuangkan madu. Itu pengorbanan mereka untuk menafkahi keluarganya melalui madu,” imbuh Iyan.

Baca juga: Apa Itu Madu Manuka? Banyak Dipilih Orang Saat Masa Pandemi dan Puasa

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com