Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2021, 20:14 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Terdapat beragam jenis susu sapi yang ada di pasaran seperti susu segar dan susu murni. Walaupun tampak serupa, ada beda antara susu segar dengan susu murni.

Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si menjelaskan perbedaan terkait jenis susu sapi, Sabtu (31/5/2020).

Baca juga: Bingung Saat Belanja Susu? Bedanya Susu Olahan, Susu Segar, dan Susu Murni

Susu segar

Sebelumnya, kita mengenal istilah susu UHT atau Ultra High Temperature. Jenis susu ini sudah dipanaskan dengan suhu di atas 100 derajat celsius.

Tujuan pemanasan tersebut supaya susu dapat dikemas dan memperpanjang daya simpan.

Ilustrasi susu segarShutterstock Ilustrasi susu segar

Menurut Epi, susu segar dalam standar nasional Indonesia artinya telah melalui pendinginan saja.

"Dari peternak diperah, terus masuk milk can dan didinginkan,” kata Epi pada Kompas.com, Sabtu (31/5/2020).

Susu segar dari pemerah mudah rusak karena sangat disukai bakteri. Maka, perlu segera didinginkan agar jumlah bakteri tidak bertambah.

Apabila susu segar diolah menjadi susu UHT maupun pasteurisasi, disebut susu olahan atau processed milk. Bukan lagi susu segar.

Baca juga: Apa Bedanya Susu UHT dan Pasteurisasi?

Susu murni

Susu murni belum memiliki arti standar di Indonesia, kata Epi. Susu murni kadang disamakan dengan susu segar.

“Tapi kalau saya berbeda. Susu murni itu yang 100 persen susu segar,” kata Epi.

Menurut Epi, kandungan susu pada susu UHT dan pasteurisasi di pasaran belum tentu 100 persen dari susu segar.

Pasalnya, kadang susu olahan terbentuk dari campuran susu segar dengan susu bubuk yang dicairkan ulang.

Demi memenuhi kebutuhan produksi susu, Indonesia impor susu sebanyak 80 persen. Pasalnya, suplai produksi susu Indonesia hanya dapat memenuhi 20 persen kebutuhan.

Susu yang diimpor bukan susu cair melainkan bubuk. Pasalnya, pengangkutan susu tidak mudah. Perlu suhu sangat rendah agar susu tidak busuk.

“Kan harus 4 derajat celcius ke bawah. Didinginkan pakai tanker berpendingin dalam bentuk cair, dibawa ke sini itu biayanya mahal banget. Siapa yang mau beli susunya nanti?” lanjut Epi.

Baca juga: Cara Simpan Susu Segar agar Tidak Cepat Basi, Awet sampai 6 Bulan

Ilustrasi pasteurisasi sendiri susu segar, cukup pakai panci. SHUTTERSTOCK/INNA DODOR Ilustrasi pasteurisasi sendiri susu segar, cukup pakai panci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com