Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Pola Asuh Overparenting, Ketika Orangtua Terlalu Mengatur Anak

Kompas.com - 28/05/2022, 18:04 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Rasa sayang terhadap anak tanpa disadari membuat orangtua melakukan banyak pengawasan dan pembatasan akan hal-hal yang ingin dicoba oleh anak.

Menurut Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, Naura Thifaldhia Chrissandi, bila orangtua selalu ingin mengawasi kegiatan anak dan melakukan banyak pembatasan hingga menyisipkan berbagai larangan, ini bisa menjadi sejumlah tanda overparenting.

Overparenting, menurut Naura, terjadi ketika orang tua terlalu banyak terlibat dan juga memberikan pembatasan dalam kehidupan anaknya.

"Orang tua yang overparenting cenderung kurang memberikan ruang bagi anak untuk mencoba berbagai hal secara mandiri dan cenderung melindungi anaknya dari segala ketidaknyamanan," tutur Naura dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

Padahal, anak juga membutuhkan trial and error serta eksplorasi secara mandiri untuk berkembang. Keterlibatan orangtua yang berlebihan, dapat membuat anak kurang percaya diri dalam mengambil keputusan atau tindakan kelak.

Berikut ciri-ciri orangtua overparenting dan tips untuk menjadi lebih baik dalam mempercayai anak:

5 ciri orangtua yang overparenting

Naura menyebutkan bahwa terdapat 5 ciri yang patut dikenali dengan baik oleh para orangtua mengenai overparenting.

1. Pengawasan berlebihan

Dalam ciri pertama, orangtua yang mulai memasuki zona overparenting akan terus-menerus mengawasi anak agar anak tidak terluka atau merasakan ketidaknyamanan.

"Hal ini dikarenakan orang tua merasa cemas yang berkelanjutan dan merasa tidak tenang apabila anak diharuskan untuk melakukan sesuatu secara mandiri,” ucapnya.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

2. Pengambilan keputusan dilakukan sepihak oleh orangtua

Dalam hal ini, orang tua seringkali berupaya memastikan anak tidak mengambil keputusan yang salah dengan cara mengambil keputusan untuk anak secara sepihak.

Di kondisi ini, orang tua akan memiliki asumsi, tahu segalanya, dan tahu pilihan terbaik bagi anak.

“Orang tua cenderung berasumsi bahwa dirinya mengetahui pilihan apa yang terbaik bagi anak, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan/atau mengambil keputusan secara mandiri,” jelasnya.

3. Terlalu mengatur kegitan anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com