Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Pola Asuh Overparenting, Ketika Orangtua Terlalu Mengatur Anak

Kompas.com - 28/05/2022, 18:04 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Memiliki kekhawatiran akan pemetaan minat bakat yang kurang sesuai tentu hadir dalam diri orangtua. Sayangnya, kekhawatiran itu menjadi permulaan akan keinginan orang tua terlibat dan mengatur keseluruhan aktivitas serta pengembangan diri anak.

“Dalam poin ketiga ini, kecenderungan orang tua yang overprotective dan overparenting akan terlalu mengatur anak atau dengan kata lain mengatur apa yang harus disukai atau tidak disukai oleh anak,” ucapnya.

Mengatur anak untuk mengikuti taekwondo demi mengikuti jejak Ayah, berlatih piano untuk menyamakan dengan anak lain, menjadi beberapa contoh kejadian yang tentunya akan berakibat bagi ketidaknyamanan dan tekanan dalam tumbuh kembang dan kesehatan mental anak.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

4. Ketakutan anak mengalami kegagalan

Memahami bahwa dalam hidup ada berbagai fase yang berjalan, termasuk bagi anak adalah hal yang seharusnya dimiliki oleh orang tua.

Namun, orangtua dengan karakter overprotective dan cenderung melakukan overparenting akan selalu merasakan ketakutan akan perjalanan anaknya sendiri.

Orangtua dalam kondisi ini akan selalu merasa takut dan cemas apabila anak mengalami kegagalan, sehingga orang tua terlalu cepat membantu anak ketika anak mengalami kegagalan,” ungkapnya.

5. Mengatur cara orang lain memperlakukan anak

Poin kelima yang menjadi ciri dari overparenting adalah terlalu mengatur bagaimana orang lain memperlakukan anak.

Poin ini tentu berkaitan dengan poin lainnya, di mana kekhawatiran orang tua menjadi pemicu yang berlebihan akan setiap fase kehidupan anak.

Terlalu banyak mengatur pun akan memantik banyak perdebatan di interaksi sosial umum, baik di antara guru, tetangga atau bahkan teman dari anak.

Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Beasiswa Indonesia Maju, Kuliah Gratis S1-S2

Tips menjadi orangtua yang lebih baik tanpa overparenting

1. Kelola rasa cemas

Tentu, bukanlah merupakan hal yang salah memiliki rasa cemas, khususnya bagi para orang tua yang memiliki kasih sayang terhadap anaknya.

Namun, hal yang patut diperhatikan adalah bagaimana mengelolanya dengan baik. Orangtua tentu perlu memberikan kepercayaan bagi anak untuk bergerak dan mengembangkan rasa ingin tahu yang hidup dalam dirinya.

Apabila cemas datang kembali, coba tenangkan diri dulu ya, kelola cemas agar hasil tumbuh kembang anak semakin optimal dan bukan minimal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com