Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek Fokus pada Keterampilan Literasi Digital

Kompas.com - 13/04/2022, 15:44 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memberikan fokus dan perhatian pada keterampilan literasi digital yang semakin relevan di masa pandemi, baik untuk guru maupun peserta didik.

Dalam literasi digital, literasi adalah kuncinya, sementara digital menjadi modalitas.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka 758.018 Formasi Guru PPPK 2022, Ayo Daftar

Sementara itu, keterampilan literasi digital, utamanya kemampuan teknis dalam menggunakan berbagai fitur yang ada dalam proses belajar-mengajar juga penting untuk terus ditingkatkan.

Demikian hal itu disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril dalam webinar yang diselenggarakan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) pada Minggu (27/3/2022).

Iwan mengatakan, pemerintah telah meluncurkan berbagai terobosan dalam mengembangkan literasi digital dan keterampilannya bagi para tenaga pendidik dan peserta didik, termasuk melalui program Merdeka Belajar.

"Misalnya, asesmen nasional, dalam Merdeka Belajar episode 1 tahun 2019, menetapkan arah terpenting di bidang pendidikan. Cara asesmen, fokus pada konten ujian nasional yang tadinya basis mata pelajaran, kini pindah ke literasi, numerasi, dan karakter. Menekankan pada kemampuan berpikir kritis, dan lain-lain," kata Iwan dalam keterangannya.

Soal kurikulum, pada Merdeka Belajar episode 15, fokus pada Kurikulum Merdeka Belajar yang kini masih dalam prototype selama dua tahun. Fokusnya adalah pada penguatan kompetensi yang esensial.

Iwan menyebutkan, 25 persen dari komponen Kurikulum Merdeka Belajar ini adalah project-based learning.

"Sifatnya interdisipliner. Kita melepas sekat-sekat mata pelajaran yang ada selama ini. Guru-guru berkolaborasi membuat project tentang masalah sosial di sekitarnya, sehingga dekat dengan dunia nyata," tutur Iwan.

Sementara itu, di level perguruan tinggi ada link and match, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual.

Baca juga: 3 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2022

Pada Merdeka Belajar episode 15, diluncurkan pula platform Merdeka Mengajar.

Dari sini, diharapkan ada pemahaman bahwa teknologi itu bisa untuk akselerasi, memberikan solusi dalam hal akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan.

Menurut Iwan, para guru sangat antusias memanfaatkan platform ini. Pemanfaatan teknologi dalam belajar mengajar kini dinilai penting sehingga kemampuan guru memahami teknologi juga menjadi kuncinya.

"Bukan memindahkan cara mengajar face to face ke online, tapi perubahan cara berpikir. Kita melihat ada keberanian guru bereksperimen dan ini momentum yang baik. Tapi kita juga percaya, negara-negara lain juga sejalan dengan cara pikir kita. Teknologi itu penting, tetapi yang paling penting juga gurunya. Manusia masih elemen paling penting," jelas Iwan.

Seperti platform Belajar.id, aplikasi itu memfasilitasi guru untuk dapat memperkaya kegiatan belajar-mengajar lewat beragam aplikasi yang ada di dalamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com