Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Muhammadiyah Jakarta Kukuhkan Dua Guru Besar

Kompas.com - 23/11/2021, 21:10 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengukuhkan dua Guru Besar baru.  Mereka adalah Prof. Budiyanto dan Prof. Tri Yuni Hendrawati. Kedua Guru Besar dikukuhkan dalam Upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar pada 23 November 2021.

Seremoni pengukuhan dilaksanakan secara luring dan disiarkan secara daring dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMJ.

Prof. Budiyanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Kelistrikan Energi Terbarukan dan Prof. Tri Yuni Hendrawati sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Proses Agro Industri pada Fakultas Teknik UMJ.

Prof. Tri Yuni Hendrawati ditetapkan sebagai Guru Besar melalui SK Mendikbudristek RI No. 65181/MPK.A/kp.0501/2001. Sementara Prof. Budiyanto ditetapkan menjadi Guru Besar melalui SK Mendikbudristek RI No. 53293/MPK.A/KP.05.01/2021.

Rektor UMJ Ma’mun Murod dalam sambutannya menjelaskan, saat ini UMJ memiliki 14 Guru Besar, dan dalam lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA) , jumlah Guru Besar UMJ berada di posisi terbesar keempat di lingkungan PTMA.

Harapan Rektor, pengukuhan ini menjadi titik awal dalam perkembangan Universitas Muhammadiyah Jakarta ke depan.

Peran PT Muhammadiyah dalam energi terbarukan

Prof. Budiyanto menyampaikan pidato pengukuhan guru besarnya, melalui orasi ilmiah berjudul “Potensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Riset Enegi Baru Terbarukan pada Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia".

Berdasarkan penelitiannya tentang potensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) untuk menjadi pusat riset energi terbarukan dan sekaligus menjadi pusat kontribusi energi bagi negara Indonesia.

Baca juga: Bertambah 3, Kini UIN Lampung Punya 23 Guru Besar

 

Menurut data Majelis Diklitbang Muhammadiyah hingga Maret 2021, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah (PTMA) sebanyak 165, belum termasuk amal usaha lainnya.

Ini merupakan potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhamadiyah untuk melihat kontribusi energi yang akan diberikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah kepada negara apabila semua atap dari Gedung PTMA menggunakan solar sel (sel surya).

Dengan demikian, Persyarikatan Muhammadiyah bukan saja sebagai organisasi dalam kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial, namun sebagai pusat kontribusi energi terhadap negara yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Adanya penerapan penggunaan EBT akan terbentuk kemandirian energi bagi bangsa dan negara dalam tujuan pembangungan.

Pemanfaatan rekayasa proses menghadapi Era Society 5.0

Sementara itu, pada pengukuhannya, Prof. Yuni menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Rekayasa Proses Agroindustri dalam Penelitian Teknik Kima untuk Peningkatan Nilai Tambah Sumber Daya Alam Indonesia Era Society 5.0".

Dijelaskan dalam orasinya, bahwa cakupan dan pengertian bidang rekayasa proses ini dapat dilihat dalam dua batasan yaitu aplikasi dari prinsip engineering dan konsep penanganan bahan baku, produksi, proses dan distribusi.

Dengan pemanfataan dan pengembangan rekayasa proses pada semua mata rantai kegiatan agroindustry/industry, maka pengembangan industri yang didukung kemampuan sumber daya alam akan menghasilkan produk berdaya saing tinggi dengan nilai tambah besar yang dinikmati seluruh bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com