Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Apakah Mahasiswa Indonesia Sudah Kreatif? Temukan Jawabannya di Sini!

Kompas.com - 04/09/2021, 14:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Arki Sudito dan Jihan Aulia Zahra (*)

Mahasiswa menjadi kasta paling tinggi dalam pembelajar di sekolah formal di Indonesia. Mahasiswa dianggap cerdas dan tangkas dalam menghadapi masalah. Mengasah pikiran dan ideologi hidup kerap dijalankan ketika menjadi mahasiswa.

Katanya, mereka-merekalah yang kemudian hari berperan mengabdi kepada masyarakat. Namun, apakah benar mahasiwa di Indonesia siap mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya sebelum terjun memiliki peran besar di masyarakat?

Sebelum melanjutkan mengenai apakah mahasiswa Indonesia sudah kreatif, simak bagaimana pendidikan memiliki dampak namun juga berpengaruh dalam meningkatkan mahasiswa untuk berpikir kreatif di artikel: Peran Berpikir Kreatif di Pendidikan, Siasat Awal Menyelesaikan Masalah

Lalu, apa sebenarnya kreativitas itu? Mengapa seseorang penting untuk memilikinya? Dalam berbagai penelitian tentang kreativitas, masih terdapat perdebatan mengenai pemisahan antara tingkat kreativitas dengan gaya kreativitas.

Penelitian terdahulu melihat, kreativitas ditinjau sebagai tingkat kreativitas untuk menunjukkan kualitas dari kemampuan seseorang dalam berkreasi.

Dalam perkembangannya, pengukuran terhadap kreativitas dilakukan dengan melihat gaya kreativitas seseorang, bukan dari tinggi atau rendahnya kreativitas seseorang. Kemudian, pada tahun 1973, Michael Kirton mengembangkan konsep yang bernama creativity style.

Baca juga: Peran Berpikir Kreatif di Pendidikan, Siasat Awal Menyelesaikan Masalah

 

Konsep ini memandang kreativitas bukan sebagai suatu tingkatan atau kapasitas yang dimiliki seseorang seperti penelitian-penelitian terdahulu, tetapi lebih merupakan cara atau gaya seseorang dalam menunjukkan kreativitasnya.

Berangkat dari teori yang dikemukakan Kirton inilah Growth Center bersama Klob.id melakukan survei terhadap lebih dari 6.000 mahasiswa di Indonesia untuk mencari tipologi-tipologi creativity style mereka.

Tabel Tingkat Creativity Style Mahasiswa IndonesiaGrowth Center Tabel Tingkat Creativity Style Mahasiswa Indonesia

Hasil menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah responden mahasiswa Indonesia memiliki tipologi snowflake. Artinya, 51,28 persen mahasiswa Indonesia merupakan tipe yang menyukai melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda dari yang biasa.

Akan tetapi, mereka kurang berani mengambil risiko dan masih memiliki kebutuhan untuk diterima oleh kelompok sehingga mereka cenderung memilih pendekatan-pendekatan yang telah terbukti efektif pada situasi tertentu dan melakukan penyesuaian terhadap ide-idenya agar dapat memfasilitasi kebutuhan orang lain dan dapat diterima oleh pihak lain.

Kemudian di peringkat kedua, dengan jumlah 12,30 persen dari total populasi responden, mahasiswa Indonesia adalah adaptor, yakni mereka yang cenderung patuh terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku, selalu berupaya bekerja dengan penuh kehati-hatian dengan mementingkan presisi, keandalan dan akurasi, serta memastikan adanya penerimaan pihak lain.

Baca juga: 8 Tipe Creativity Style, yang Mana Punyamu?

Peringkat ketiga ialah mahasiswa Indonesia dengan tipe advocator dengan jumlah 11,32 persen. Tipe ini memiliki karakteristik suka melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda dari yang biasa.

Mereka tidak puas dengan situasi yang berjalan rutin dan terdorong untuk melakukan pembaharuan dari situasi tersebut. Mereka juga tidak ragu berargumentasi untuk mendorong implementasi ide tersebut.

Akan tetapi, mereka kurang berani mengambil risiko atas hasil akhir yang tidak dapat diprediksi sehingga mereka cenderung memilih pendekatan-pendekatan yang telah terbukti efektif pada situasi tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com