Keempat, mahasiswa Indonesia memiliki tipologi creativity style sebagai innovator. Jumlahnya sebanyak 6,05 persen. Tipe innovator adalah mereka yang suka melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda dari yang biasa dan lebih menyukai situasi yang tidak terstruktur.
Risiko ataupun dampak yang mungkin muncul tidak menjadi beban yang menghambat upayanya di dalam melakukan pembaharuan. Persetujuan dan penerimaan orang lain tidak menjadi hal utama bagi diri mereka.
Peringkat kelima tipologi creativity style mahasiswa Indonesia adalah ideator dengan jumlah 5,42 persen dari jumlah responden. Tipe ideator suka melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda dari yang biasa.
Ia tidak puas dengan situasi yang berjalan rutin dan terdorong untuk melakukan pembaharuan dari situasi tersebut.
Akan tetapi, persistensi untuk memastikan implementasi dari ide-ide pembaharuan yang ia kembangkan cenderung kurang optimal karena ia ingin memastikan penerimaan pihak lain atas usulan perbaikan yang ia kemukakan.
Tipologi creativity style mahasiswa Indonesia selanjutnya adalah advisor dengan jumlah 5,15 persen. Tipe advisor sangat patuh terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku. Mereka mengembangkan solusi dengan melakukan penyesuaian terhadap pendekatan yang biasa dilakukan.
Baca juga: Meningkatkan Kegigihan dengan Growth Mindset
Mereka tidak takut melakukan kesalahan terkait ide-ide penyesuaian yang mereka tetapkan. Namun, persistensi untuk memastikan implementasi ide-ide pembaharuan yang mereka kembangkan cenderung kurang optimal.
Apabila ide-ide tersebut menghadapi perlawanan dari pihak lain, mereka cenderung melakukan penyesuaian terhadap ide-ide tersebut agar dapat memfasilitasi kebutuhan orang lain dan dapat diterima.
Pada peringkat ketujuh tipologi creativity style mahasiswa Indonesia dengan jumlah 4,73 persen adalah mereka dengan tipe insurgent. Tipe ini suka melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda dari yang biasa.
Ide-ide baru yang mereka kembangkan lebih berfokus pada penyesuaian pendekatan yang selama ini digunakan dan mereka tidak ragu berargumentasi untuk mendorong implementasi ide tersebut.
Terakhir, tipe evaluator dengan jumlah 3,75 persen dari jumlah responden. Tipe evaluator memiliki arti bahwa mereka kurang menyukai tugas-tugas rutin dengan aturan dan prosedur kerja yang ketat.
Ide-ide baru yang mereka kembangkan lebih berfokus pada penyesuaian pendekatan yang selama ini digunakan, karena implementasi hal baru yang tidak terprediksi hasil akhirnya, membuat mereka kurang nyaman.
Meskipun demikian, tidak ragu berargumentasi untuk mendorong implementasi ide tersebut, walaupun perubahan yang mereka inisiasi masih terbatas pada penyesuaian sederhana dengan risiko yang minimal.
Kesimpulannya, sebagian besar mahasiswa Indonesia adalah snowflake. Pada dasarnya mereka suka dengan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Akan tetapi, butuh keberanian bagi mereka untuk mengambil risiko dan memilih pendekatan yang hasilnya dapat diterima lingkungan.
Biasanya, pendekatan yang digunakan terbukti lebih efektif dan pada situasi tertentu dapat memfasilitasi kebutuhan orang lain dan dapat diterima oleh pihak lain.
(*) Arki Sudito (Co-founder & CEO Growth Center) dan Jihan Aulia Zahra (Content Writer & Editor Growth Center), HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka | Powered by Kompas Gramedia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.