Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar ITS Ungkap Kondisi KRI Nanggala 402 Saat Ini

Kompas.com - 28/04/2021, 18:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4/2021) dini hari masih terus dilakukan upaya pencariannya.

Saat ini proses evakuasi tengah diupayakan oleh petugas berwenang dengan dengan maksimal. Apalagi, pemerintah telah mengumumkan adanya citra terbaru jika kapal tersebut terbelah menjadi tiga.

Menanggapi peristiwa ini, beberapa pakar bidang Teknik Kelautan dan Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) angkat bicara.

Dosen Teknik Kelautan ITS, Wisnu Wardhana menyebut kapal yang diproduksi di tahun 1980-an ini dirancang untuk bisa tenggelam pada kedalaman 300 meter.

Sementara di usia kapal yang memasuki 40 tahun ini, ia mengungkapkan bahwa kemampuan menyelam kapal diperkirakan berkurang hingga 200 meter.

Baca juga: Begini Skema Beasiswa bagi Anak Prajurit KRI Nanggala 402

“Pada titik ini, kemampuan hidrolastik yang tidak lebih dari 20 bar dipaksa menerima tekanan empat kali dari kemampuannya,” ujarnya dilansir dari laman resmi its.ac.id.

Secara teknis ia mengungkapkan, pressure hull atau daerah kedap di kapal selam merupakan area di mana tekanan bisa diatur, sehingga manusia dan berbagai alat teknis diletakkan di tempat tersebut.

Namun, ia mengatakan pada proses terjun hingga kedalaman 833 meter (tempat di mana ditemukan), pressure hull mungkin mengalami kerusakan hingga akhirnya pecah.

“Kondisi tersebut yang menyebabkan kapal selam mati, hingga akhirnya terjun dan menabrak,” ungkapnya.

Ia mengatakan, sistem keamanan dan penyelamatan adalah substansi utama yang harus ditindaklanjuti.

Baca juga: Kisah Sukses Gibran Budidaya Lele hingga Bangun Fishtech Terbesar Dunia

Sebagai upaya pencegahan di masa depan, ia menilai perawatan kapal perlu rutin dilakukan sesuai regulasi angkatan laut. Sedangkan pada proses evakuasi, target utama yang harus diangkut adalah kru dan rongsokan kapal selam.

“Proses harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi dengan sebaik mungkin dan hati-hati,” tegas laki-laki yang kerap disapa Wisnu ini.

Sementara, Guru Besar Teknik Perkapalan ITS, Prof I Ketut Aria Pria Utama membagikan sudut pandangnya terkait insiden hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402

Ia mengungkapkan, kapal selam kebanyakan memakai kombinasi diesel elektrik termasuk yang digunakan pada Nanggala 402.

Pada tingkat kedalaman yang tinggi, kemampuan baterai yang dimiliki akan jauh berkurang. Hal ini dapat menjadi kemungkinan pada insiden tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com