KOMPAS.com - Masyarakat yang tinggal di permukiman padat penduduk tentu agak kesulitan jika akan bercocok tanam. Namun dengan berbagai teknik yang ada, meski hanya memiliki lahan sempit, kita tetap bisa bercocok tanam di rumah. Baik itu tanaman hias, sayur hingga tanaman yang bisa digunakan sebagai obat keluarga.
Melihat kondisi ini justru memberikan ide bagi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
Kelompok 2 KKN Gemah Ripah UKDW melaksanakan KKN dengan terjun langsung di tengah masyarakat untuk membantu peningkatan perekonomian dan pengelolaan lingkungan melalui pengembangan pertanian di perkotaan.
Para mahasiswa UKDW ini melakukan pengabdian masyarakat di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bonjowi RT 40 RW 10 Kampung Sayur Bausasran, Danurejan, Yogyakarta.
Ketua Kelompok KKN Matthew Raphael menerangkan, dalam pengabdian masyarakat kali ini, ia dan kelompoknya menyusun program "Penataan Kebun Tanaman Terintegrasi sebagai Inisiasi Ecowisata".
Baca juga: Mahasiswa MIPA UNY: Kurma Jadi Bahan Minuman Berenergi yang Aman
Program ini dipilih lantaran melihat kondisi KTD Bonjowi yang memiliki lahan sempit namun berpotensi untuk dijadikan sarana edukasi. Khususnya tanaman obat keluarga (Toga).
"Toga yang ditonjolkan adalah jenis rerumputan yang biasanya dianggap sebagai gulma, padahal memiliki segudang khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh," terang Matthew dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/2/2021).
Beberapa tanaman obat keluarga antara lain:
1. Patikan kebo (euphorbia hirta)
2. Bandotan (ageratum conyzoides)
3. Sirih-sirihan/sirih cina (paperomia pellucida l.)
4. Anting-anting (acalypha indica l.)
5. Rumput mutiara (hedyotis corimbosa)
6. Meniran (phyllanthus urinaria)
Para mahasiswa KKN melakukan penyemaian tanaman dengan media botol plastik bekas serta wallplanter sebagai upaya pemanfaatan tembok sebagai lahan tanam.
Baca juga: Cegah Kecelakaan Kerja, Mahasiswa UMM Ciptakan Sarung Tangan Safety