Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB Ungkap Beberapa Keunikan Kelelawar

Kompas.com - 25/01/2021, 20:26 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lulusan S3 Program Studi Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat Obat IPB, Desrayni Hanadhita menyebutkan ada beberapa keunikan dari kelelawar.

Hal pertama, virus yang ada di kelelawar sangat mematikan jika menyerang manusia atau hewan lain.

Baca juga: Pakar IPB: 4 Penyebab Banjir Bandang Puncak Bogor

"Tetapi tidak bagi kelelawar itu sendiri," ucap Desrayni melansir laman IPB, Senin (25/1/2021).

Dia mengatakan, kelelawar memiliki sistem kekebalan yang unik, yakni ada interferon yang aktif terus-menerus, sehingga dengan cepat mampu mengenali keberadaan virus.

"Hal ini berbeda dengan mamalia pada umumnya, di mana interferon hanya aktif pada saat ada serangan virus saja," ucapnya.

Kedua, sel-sel T pembunuh (CD8) sangat melimpah di dalam limpa kelelawar.

Ketiga, kelelawar mampu mencegah reaksi inflamasi yang berlebihan yang dapat merusak sel.

Meskipun kelelawar mampu mengenali keberadaan virus setiap saat, akan tetapi virus yang masuk ke dalam tubuh kelelawar tidak dibunuh oleh sistem kekebalan.

"Tetapi dengan cara menekan reaksi inflamasi menjadikan kelelawar lebih toleran terhadap keberadaan virus," tuturnya.

Keunikan keempat, kelelawar memiliki organ kekebalan limpa yang lebih kompleks dibandingkan mamalia lain.

Berdasarkan penelitian yang mendalam pada organ limpa, Desrayni mengaku, kelelawar memiliki semua jenis struktur filter di dalam limpanya, baik di hewan mamalia atau hewan vertebrata jenis lain.

Ujung-ujung percabangan pembuluh darah terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dan dikelilingi oleh dua struktur lapisan pertahanan, yaitu ellipsoid dan PELS.

Baca juga: Tim IPB Ikut Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

"Limpa kelelawar juga dilengkapi zona marginal, sehingga menambah lapisan pertahanan pada organ kekebalan kelelawar," terang Desrayni.

Dengan berlapisnya sistem pertahanan ini, lanjut Desrayni, memungkinkan virus-virus yang masuk dapat dipantau dan tidak akan membahayakan tubuh kelelawar.

"Hasil-hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Anatomia Histologia Embryologia dan beberapa jurnal nasional lainnya," sebutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com