Oleh: Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. | Dosen Universitas Sanata Dharma | Anggota Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK)
KOMPAS.com - Buku Saku Panduan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka telah diterbitkan Kemendikbud sejak awal 2020.
Tujuan penerbitan buku saku ini pertama adalah membantu terciptanya proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Kedua, membantu meningkatkan link and match pendidikan di perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri, serta mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja sejak awal.
Dua tujuan ini sekaligus bisa dimaknai sebagai dua tantangan perguruan tinggi Indonesia saat ini.
Dalam kerangka menanggapi gagasan dasar Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang acuannya telah dirumuskan dalam buku saku ini, maka kuliah lintas prodi layak dibuka semakin lebar di dunia pendidikan tinggi di Indonesia saat ini.
Ada tiga pertanyaan yang bisa diajukan untuk membantu pemahaman kita terkait pembukaan kuliah lintas prodi.
Baca juga: Kampus Merdeka dan Mewaspadai Sisi Gelap Kewirausahaan
Ketiga pertanyaan tersebut adalah:
Kuliah lintas prodi adalah kuliah dari suatu mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa dari berbagai program studi dari kampus yang sama atau beberapa kampus berbeda.
Karena bersifat tawaran tentunya mata kuliah tersebut harus memiliki keunggulan khusus yakni relevan, mampu menjawab kebutuhan riil mahasiswa yang bervariasi, bahan mudah diakses, dan bisa dikelola secara fleksibel serta menarik.
Sebagai contoh penulis saat ini sedang mengampu mata kuliah Healing Earth yang ditawarkan sebagai mata kuliah pilihan lintas prodi di Universitas Sanata Dharma.
Di semester yang lalu ada sebanyak 77 mahasiswa peserta mata kuliah ini. Mereka berasal dari 6 program studi dari kampus yang sama.
Di semester ini yang kegiatan kuliahnya harus dijalani secara on line ada sebanyak 121 mahasiswa peserta yang berasal dari 7 program studi.
Bahan mata kuliah ini disediakan secara global dan online dan bisa diakses di www.healingearth.ijep.net.
Pengembangan mata kuliah ini terkait dengan kepedulian global menyangkut isu lingkungan. Ditawarkan sejak tahun 2015 di Universitas Sanata Dharma dan perguruan-perguruan tinggi lain yang dikelola Ordo Serikat Yesus di seluruh dunia.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Ajak Startup Dukung Program Kampus Merdeka
Mengapa kuliah lintas prodi layak dipilih sebagai strategi pemenuhan dua tujuan seperti dirumuskan Kemendikbud di atas?
Pertama, ketika sebuah mata kuliah diputuskan untuk ditawarkan kepada para mahasiswa dari berbagai program studi, dosen pengampu mata kuliah sudah harus berpikir keras bagaimana agar mata kuliah memiliki keunggulan khusus seperti diharapkan.
Artinya, dosen harus bisa merancang proses pembelajaran otonom, fleksibel, inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Di sini tantangan paling besar yakni kreativitas dosen.
Kedua, pihak pengelola perguruan tinggi bisa menggunakan kuliah lintas prodi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dosen dalam pengembangan berbagai mata-kuliah lintas prodi yang dinilai relevan menjawab tantangan Kemendikbud.
Efektivitas dan efisiensi bisa diukur dari waktu dan tenaga dosen yang bisa dialihkan ke pengembangan diri lewat studi lanjut, pengembangan kegiatan penelitian, serta pengabdian masyarakat.
Ketiga, pengembangan mata kuliah lintas prodi dalam rangka menjawab tantangan Kemdikbud membuka kemungkinan kerja sama sangat luas tidak hanya antar program studi tetapi juga antar perguruan tinggi, bahkan lebih luas lagi yakni antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.