Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kampus Merdeka dan Mewaspadai Sisi Gelap Kewirausahaan

Kompas.com - 25/03/2020, 20:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

KOMPAS.com - Kegiatan berwirausaha mahasiswa memperoleh perhatian serius dari pemerintah.

Dalam Buku Saku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2020 Kemendikbud, kegiatan kewirausahaan menjadi satu dari delapan opsi yang dapat dipilih mahasiswa untuk dijalankan selama satu semester di luar Program Studi selain.

Pengakuan kegiatan wirausaha mahasiswa bukan tanpa alasan. Aktivitas kewirausahaan telah diyakini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, walaupun terdapat kondisi tertentu dan jenis kewirausahaan yang mempengaruhinya.

Baca juga: Vokasi UI Gelar Pelatihan Wirausaha Ternak Madu di Belitung Timur

Stem dan Stel (2009) dalam studi empirisnya mengungkapkan bahwa pada negara berpendapatan rendah (low income countries/developing countries), kewirausahaan tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Hal sebaliknya terjadi pada negara yang sedang dalam masa transisi menjadi negara maju (transition countries) dan tentu saja negara maju (developed countries), kewirausahaan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Dampak positif

Hal ini dapat terjadi karena pada negara berpendapatan rendah, kewirausahaan lebih digerakkan oleh kebutuhan, untuk memenuhi kebutuhan perorangan, yang tidak memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi negara.

Aktivitas para entrepreneur di negara tersebut hanya sedikit memberikan dampak pada aspek restrukturisasi dan diversifikasi ekonomi. Selain itu, masih kurangnya perusahaan berskala besar, juga memberikan kontribusi lemahnya dampak kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, aktivitas kewirausahaan di dalam perusahaan bisnis, yang digerakkan dengan orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) yang meliputi: risk taking, proactive dan innovative, akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja usaha.

Perusahaan yang entrepreneurial, secara empiris terbukti memiliki kinerja yang lebih bagus ketimbang perusahaan yang tidak entrepreneurial. Hal ini mendorong banyak manajer mendorong para bawahannya untuk memiliki orientasi entrepreneurial dalam bekerja.

Dampak positif kewirausahaan tidak cuma pada ruang lingkup negara dan perusahaan, bidang pendidikan, sosial dan filantropi pun mengadopsi kewirausahaan, sebagai penggerak aktivitas mereka.

Timmons dan Spinelli (2009) menyebutkan bahwa transformasi entrepreneurial telah mempengaruhi masyarakat dunia menjalani kehidupan sehari-hari, bekerja, belajar, hingga menikmati waktu luang.

Sisi gelap: etika dan korupsi

Di balik sisi positif kewirausahaan yang telah diakui banyak pihak hingga diadopsi pada berbagai bidang kehidupan, sisi gelap kewirausahaan belum banyak terungkap.

Luo (2005) secara eksplisit menyatakan bahwa semangat kewirausahaan di dalam perusahaan merupakan variabel pendahulu dari korupsi yang terjadi karena adanya aktivitas pencarian peluang rente.

Sementara De Jong et.al. (2012) dalam konteks entrepreneur Vietnam yang lebih spesifik menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kewirausahaan dan korupsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com