Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar UBL: Kepedulian Warga Argentina jadi Kunci Melawan Corona

Kompas.com - 18/05/2020, 16:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Keceriaan dan "warna-warni" yang dihadirkan para penari Tango di tiap sudut kota Buenos Aires, Argentina, kini tak terlihat lagi.

Jalan-jalan menjadi sunyi sejak negara yang dikenal sebagai Parisnya Amerika Selatan itu memutuskan untuk lockdown sejak 20 Maret 2020.

Sebelum Covid-19 mewabah, Buenos Aires adalah kota yang sangat ekspresif dan hangat.

Warganya senang berkegiatan di luar. Restoran dan kafe selalu penuh dengan hiburan para penari Tango dan tradisi minum kopi sambil makan kue.

Di akhir pekan, ada kebiasaan barbeque dengan kerabat. Taman-taman kota pun penuh dengan orang-orang yang berolahraga.

Baca juga: Dibuka, Pendaftaran Beasiswa S1 di 8 Perguruan Tinggi BUMN 2020

Kebijakan lockdown sontak merombak tradisi masyarakat. Membuat sebagian kalangan "memberontak" dengan kebijakan tersebut. Hingga kini, tak sedikit warga yang terpaksa masuk bui karena melanggar aturan.

“Ya walaupun ada law enforcement yang kuat, pelanggaran tetap terjadi juga. Ada sekitar 6 juta orang diberi surat peringatan dan sebanyak 800 orang yang dibui 6 bulan hingga 2 tahun. Jadi, bukan sesuatu yang langsung diterima dengan senang hati,” papar Duta Besar Indonesia untuk Argentina Niniek Kun Naryatie dalam Webinar Berbagi Kurma (Kuliah Ramadan) yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur, Jumat (15/5/2020).

Dampak dari lockdown yang telah diperpanjang 4 kali, lanjut Niniek, membuat sektor-sektor ekonomi sangat terpukul hingga mengalami krisis ekonomi yang sangat berat. Negara tersebut pun memiliki hutang yang cukup besar di IMF dengan jumlah hampir 56 miliar dolar AS.

Baca juga: Daftar Perguruan Tinggi Kedinasan yang Buka Pendaftaran 8-23 Juni 2020

Interaksi sosial pun kini mengalami banyak perubahan. Teknologi menjadi jembatan untuk saling terhubung dari rumah.

Masyarakat diwajibkan menggunakan aplikasi layanan pesan makanan secara online. Metode belajar juga beralih menggunakan sistem daring.

Walau begitu, kebijakan lockdown ini sukses menurunkan jumlah kasus positif terinfeksi Covid-19 di Argentina.

Data terakhir tercatat, hingga Mei 2020 kasus corona di sana mencapai sekitar 6000 kasus, namun kasus baru positif Covid-19 perlahan mulai menurun.

Sukses lawan corona tak cukup dengan aturan ketat

Kesuksesan negara Argentina dalam menghadapi pandemi covid19 tak semata-mata karena ada sanksi pidana terhadap pelanggar kebijakan lockdown. Niniek menuturkan, kuncinya terletak pada kepedulian masyarakat.

“Yang patut dicontoh di sini adalah walaupun ada ancaman pidana tetapi kesadaran mereka terhadap kewajibannya untuk melindungi orang lain itu sangat tinggi. Perlu kita acungi jempol," ujar Niniek.

Salah satunya, lanjutnya, setiap jam 9 malam selalu ada acara pukul-pukul panci sebagai apresiasi mereka terhadap tenaga medis di seluruh apartemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com