Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Webinar UBL: Kepedulian Warga Argentina jadi Kunci Melawan Corona

KOMPAS.com - Keceriaan dan "warna-warni" yang dihadirkan para penari Tango di tiap sudut kota Buenos Aires, Argentina, kini tak terlihat lagi.

Jalan-jalan menjadi sunyi sejak negara yang dikenal sebagai Parisnya Amerika Selatan itu memutuskan untuk lockdown sejak 20 Maret 2020.

Sebelum Covid-19 mewabah, Buenos Aires adalah kota yang sangat ekspresif dan hangat.

Warganya senang berkegiatan di luar. Restoran dan kafe selalu penuh dengan hiburan para penari Tango dan tradisi minum kopi sambil makan kue.

Di akhir pekan, ada kebiasaan barbeque dengan kerabat. Taman-taman kota pun penuh dengan orang-orang yang berolahraga.

Kebijakan lockdown sontak merombak tradisi masyarakat. Membuat sebagian kalangan "memberontak" dengan kebijakan tersebut. Hingga kini, tak sedikit warga yang terpaksa masuk bui karena melanggar aturan.

“Ya walaupun ada law enforcement yang kuat, pelanggaran tetap terjadi juga. Ada sekitar 6 juta orang diberi surat peringatan dan sebanyak 800 orang yang dibui 6 bulan hingga 2 tahun. Jadi, bukan sesuatu yang langsung diterima dengan senang hati,” papar Duta Besar Indonesia untuk Argentina Niniek Kun Naryatie dalam Webinar Berbagi Kurma (Kuliah Ramadan) yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur, Jumat (15/5/2020).

Dampak dari lockdown yang telah diperpanjang 4 kali, lanjut Niniek, membuat sektor-sektor ekonomi sangat terpukul hingga mengalami krisis ekonomi yang sangat berat. Negara tersebut pun memiliki hutang yang cukup besar di IMF dengan jumlah hampir 56 miliar dolar AS.

Interaksi sosial pun kini mengalami banyak perubahan. Teknologi menjadi jembatan untuk saling terhubung dari rumah.

Masyarakat diwajibkan menggunakan aplikasi layanan pesan makanan secara online. Metode belajar juga beralih menggunakan sistem daring.

Walau begitu, kebijakan lockdown ini sukses menurunkan jumlah kasus positif terinfeksi Covid-19 di Argentina.

Data terakhir tercatat, hingga Mei 2020 kasus corona di sana mencapai sekitar 6000 kasus, namun kasus baru positif Covid-19 perlahan mulai menurun.

Sukses lawan corona tak cukup dengan aturan ketat

Kesuksesan negara Argentina dalam menghadapi pandemi covid19 tak semata-mata karena ada sanksi pidana terhadap pelanggar kebijakan lockdown. Niniek menuturkan, kuncinya terletak pada kepedulian masyarakat.

“Yang patut dicontoh di sini adalah walaupun ada ancaman pidana tetapi kesadaran mereka terhadap kewajibannya untuk melindungi orang lain itu sangat tinggi. Perlu kita acungi jempol," ujar Niniek.

Salah satunya, lanjutnya, setiap jam 9 malam selalu ada acara pukul-pukul panci sebagai apresiasi mereka terhadap tenaga medis di seluruh apartemen.

"Ini menunjukkan bahwa tenaga medis yang ada di luar sana, perlu kita apresiasi karena mereka ada di tengah bencana covid untuk melindungi kita," imbuh Niniek.

Kondisi Argentina memang amat terdampak akibat Covid-19. Namun, untuk menuju ke kondisi yang lebih baik, diperlukan perubahan yang datang langsung dari para warga.

“Denyut nadi negeri Tango memang terkontraksi tetapi yakinlah bahwa pasti bisa kembali lagi ke situasi yang baru walaupun memerlukan perubahan dari kita,” saran Niniek.

Program webinar yang dilakukan melalui Instagram live ini merupakan rangkaian kegiatan Universitas Budi Luhur dalam upaya turut mengedukasi Covid-19.

Universitas Budi Luhur juga turut mengambil bagian untuk meringankan beban ekonomi masyarakat yang terdampak oleh pandemi Covid-19 dengan memberikan potongan biaya pendidikan sebesar 50 persen bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di Universitas Budi luhur.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/05/18/160000871/webinar-ubl--kepedulian-warga-argentina-jadi-kunci-melawan-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke