Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Corona, Tugas Akhir Mahasiswa di Tengah Corona Perlu Penyesuaian

Kompas.com - 03/04/2020, 09:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa menilai bentuk tugas akhir mahasiswa seperti skripsi di tengah eskalasi wabah pandemi corona perlu disesuaikan. Permintaan tersebut dilatari terhambatnya penyelesaian tugas akhir karena kebijakan physical distancing.

Bentuk-bentuk hambatan dalam penyelesaian tugas akhir seperti skripsi yang dirasakan mahasiswa seperti sulitnya mendapatkan literatur pendukung di lapangan dan akses ke narasumber yang terbatas.

Mahasiswa pun harus merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan literatur pendukung yang seharusnya bisa didapatkan di perpustakaan. Pergerakan mahasiswa untuk menyusun skripsi pun terhambat karena kebijakan physical distancing yang diterapkan banyak wilayah.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Sebelas Maret, Nugi mengatakan penyusunan skripsinya terhambat karena tak bisa mendapatkan literatur di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan perpustakaan kampusnya saat ini. ANRI saat ini tak melayani jasa arsip secara tatap muka.

"Untuk tugas akhir skripsi sebaiknya bisa diganti dengan tugas sederajat seperti artikel jurnal ilmiah," kata Nugi saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Wabah Corona, Skripsi Mahasiswa Tingkat Akhir Terancam Tak Selesai

Ia meminta Kemendikbud untuk mengarahkan bentuk tugas akhir yang konkret dan bisa dijalankan mahasiswa kepada pihak kampus di masa corona seperti ini.

Nugi mengatakan bentuk tugas akhir yang konkret dan terukur tersebut agar bisa dijalankan oleh mahasiswa dan tak menghambat kelulusan.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tanjung Pura, Kiki juga berharap tugas akhir berupa skripsi juga bisa digantikan dengan kegiatan sosial atau kursus-kursus online tentang kependidikan.

"Skripsi ini diganti kegiatan sosial kalau bisa seperti relawan Covid-19 online gitu mas, menyebarkan awareness. Bersih-bersih lingkungan pake desinfektan atau kaya ikut kursus di SkillAcademy gitu," tambahnya.

Ia sendiri terhambat untuk menyusun skripsinya dalam hal wawancara narasumber. Kiki harus membatalkan segala janji bertemu langsung untuk wawancara.

Perguruan tinggi diharapkan berikan kemudahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com