Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Minta Pejabat Kementan yang Pergi ke Luar Negeri Saat Wabah PMK Sebaiknya Mundur

Kompas.com - 11/06/2022, 07:15 WIB
Farid Assifa

Penulis

“Saya setiap hari bertemu dengan peternak tidak ada mereka pengetahuan soal PMK. Saya pastikan tidak ada dokter hewan yang ke kandang, tidak ada disinfektan ke kandang, tidak ada suntik vitamin, kalaupun ada itu sampel. Turun instruksi, datang tiga orang, foto selfie kemudian balik lagi. Ini problem,” ujar Dedi.

Dedi berharap penanganan PMK sama dengan Covid-19. Sebab kedua virus tersebut sama-sama memiliki dampak kematian dan menimbulkan kemiskinan pada masyarakat khususnya petani dan peternak.

“Ini yang haus menjadi perhatian ada langkah konkret jangka pendek apa yang mau dilakukan sambil nunggu vaksin. Jangan sampai vaksin ada sapi sudah tidak ada. Nanti nyiapin vaksin 18 juta ekor pas divaksin sapi tinggal 100 ribu. Harus ada kebijakan tepat karena ini bicara ekonomi rakyat kecil,” ucapnya.

Terakhir Dedi pun meminta Kementan jujur soal wabah PMK yang tiba-tiba menyebar di Indonesia. Kementan seharusnya bisa menjelaskan kepada masyarakat asal usul wabah tersebut.

Baca juga: Syarat Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Sebab, ia mencurigai bahwa virus ini berkaitan dengan impor daging dari negara yang sudah terpapar.

"Harus diumumkan siapa yang impornya. Publik ini harus mengerti jangan dibodohi terus. Ini kesalahan negara pada impor daging berdampak pada hancurnya tata kelola peternakan di Indonesia, umumkan biar publik tahu, lalu siapa yang bertanggung jawab pada ini mundur dari jabatannya karena sudah menghancurkan masa depan peternakan di Indonesia,” tandas Dedi Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com