Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Mengerikan Perang Nuklir

Kompas.com - 13/03/2022, 17:05 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Kekhawatiran akan terjadinya perang nuklir muncul seiring perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Kekhawatiran ini tidak lepas dari banyaknya negara yang ikut terlibat, meski secara tidak langsung, dalam konflik Rusia dan Ukraina.

Meski begitu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan, konflik Rusia-Ukraina tidak akan berubah menjadi perang nuklir.

“Saya tidak ingin mempercayainya (terjadi perang nuklir), dan saya tidak mempercayainya," ujar Lavrov, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

Lavrov menambahkan, isu nuklir dilemparkan ke dalam diskusi hanya oleh Barat, yang katanya terus mengungkit perang nuklir seperti Sigmund Freud, bapak psikoanalisis.

Baca juga: Menlu Rusia: Tidak Akan Ada Perang Nuklir di Ukraina, tapi...

"Tentu saja itu membuat kami khawatir ketika Barat, seperti Freud, terus kembali dan kembali ke topik ini," kata Lavrov setelah pembicaraan di Antalya, Turki, dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Dampak perang nuklir

Mengapa perang nuklir menjadi sesuatu yang sangat dikhawatirkan? Hal itu karena dampak yang bisa ditimbulkan perang nuklir sangatlah mengerikan.

Secara langsung, dampak dari penggunaan senjata nuklir adalah banyaknya korban yang meninggal dunia.

Sejarah mencatat, penggunaan senjata nuklir pernah terjadi di masa Perang Dunia II, ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945.

Serangan yang dilakukan AS itu sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II. Tragedi yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki itu menewaskan hingga ratusan ribu jiwa.

Percobaan Trinity dari Proyek Manhattan, menjadi ledakan pertama yang dihasilkan oleh senjata nuklir.Wikimedia Commons Percobaan Trinity dari Proyek Manhattan, menjadi ledakan pertama yang dihasilkan oleh senjata nuklir.

Baca juga: Perang Nuklir: Tipe, Contoh, dan Dampaknya

Itu merupakan dampak langsung dari penggunaan senjata nuklir. Hal lain yang lebih mengkhawatirkan dari dampak perang nuklir adalah nuclear winter.

Dilansir dari Weather, Selasa (1/3/2022) nuclear winter adalah fenomena yang menggambarkan dampak iklim jangka pendek dan jangka panjang dari perang nuklir.

Fenomena nuclear winter berpotensi membuat suhu Bumi turun drastis, dan mencapai titik terdingin sejak zaman es yang terjadi pada ribuan tahun lalu.

Studi tahun 2014 mengungkapkan bahwa perang nuklir dalam lingkup 'terbatas' dapat melepaskan kepulan asap, yang pada akhirnya menghalangi sinar matahari menuju Bumi.

Akibat dari asap yang mengepul ini, bisa membuat suhu Bumi tetap dingin selama lebih dari 25 tahun. Hal itu karena asap dari perang nuklir bisa terkumpul di lapisan stratosfer.

Penyebabnya karena inersia termal atau penyimpanan energi panas dari pendinginan air laut serta pantulan sinar matahari berlebihan ke luar angkasa.

Tak hanya itu, jika terjadi di era saat ini, efek nuclear winter disebut bisa sangat mirip dengan apa yang terjadi pada bumi pasca-letusan Gunung Tambora di Indonesia pada tahun 1815 silam.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Memicu Winter Nuclear, Ini Dampaknya pada Bumi

Ilustrasi senjata nuklirThinkstock Ilustrasi senjata nuklir

Ketika itu, setelah erupsi dahsyat dari Gunung Tambora, terjadi perubahan cuaca dalam jangka waktu yang lama di mana musim dingin menjadi lebih lama, bahkan hingga di Eropa.

Fenomena ini memicu kegagalan panen di wilayah tersebut, dan mengakibatkan banyak orang kelaparan serta kesulitan ekonomi.

Yang lebih mengerikan adalah, efek musim dingin dari letusan Gunung Tambora hanya berlangsung sekitar satu tahun, sedangkan dampak musim dingin dari perang nuklir diduga akan terjadi selama lima hingga 10 tahun lamanya

Perjanjian Senjata Nuklir

Selepas Perang Dunia II, negara-negara di dunia bersepakat untuk membatasi penggunaan senjata nuklir. Pada 1 Juli 1968, disepakatilah perjanjian senjata nuklir yang ditandatangani oleh Inggris, AS, Uni Soviet, dan 62 negara lainnya.

Baca juga: Tak Hanya Rusia dan AS, Ini Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir

Isi dari Perjanjian Senjata Nuklir adalah pelucutan senjata nuklir, non-proliferasi (tidak mengembangkan) senjata nuklir, dan penggunaan bahan nuklir hanya bertujuan untuk mencapai kedamaian.

Selama 25 tahun, Perjanjian Senjata Nuklir terus berlaku dan diperbarui. Pada 1995, sebanyak 174 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan bahwa perjanjian ini akan berlaku seumur hidup tanpa pengecualian.

Kendati demikian, pada 2007 ada tiga negara yang menolak perjanjian ini, yaitu India, Israel, dan Pakistan.

(Sumber:Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino, Zintan Prihatini | Widya Lestari Ningsih, Bestari Kumala Dewi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com