KOMPAS.com - Perang nuklir kadang disebut juga sebagai perang atom atau perang termonuklir, adalah kampanye militer yang menggunakan senjata nuklir.
Senjata nuklir adalah senjata pemusnah massal yang mendapatkan energi dari reaksi nuklir.
Berbeda dari perang konvensional, yang menggunakan senjata berupa senapan atau pedang, perang nuklir dapat mengakibatkan kehancuran parah dalam waktu sangat singkat.
Dalam catatan sejarah, senjata nuklir hanya pernah digunakan satu kali pada 1945, ketika Amerika Serikat (AS) mengebom dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, menggunakan bom atom.
Dua bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang tersebut mengakibatkan sekitar 200.000 orang tewas seketika.
Setelah Perang Dunia II, senjata nuklir juga dikembangkan oleh Uni Soviet (1949), Inggris (1952), Perancis (1960), dan China (1964).
Baca juga: Perjanjian Senjata Nuklir: Isi, Pelanggaran, dan Posisi Indonesia
Perang nuklir dapat dibagi ke dalam dua kategori, yang masing-masingnya memiliki efek berbeda, sebagai berikut.
Perang nuklir terbatas mengacu pada penggunaan senjata nuklir dengan skala kecil pada dua negara atau lebih yang sedang berperang.
Perang ini biasanya menargetkan pada fasilitas militer, baik sebagai upaya untuk melumpuhkan musuh atau menyerang sebagai tindakan defensif.
Berbeda dengan perang nuklir terbatas, perang nuklir penuh biasanya menggunakan senjata nuklir dalam skala besar.
Pada perang ini, senjata nuklir akan ditargetkan pada seluruh negara, termasuk sasaran militer, ekonomi, dan sipil.
Serangan ini kemungkinan besar dapat menghancurkan infrastruktur ekonomi, sosial, dan militer negara. Bahkan efeknya juga bisa menghancurkan biosfer bumi.
Baca juga: Alasan ASEAN Ditetapkan sebagai Kawasan Bebas Nuklir
Sejauh ini, satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam perang terjadi pada 1945, ketika Amerika Serikat (AS) menyerang Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dengan bom atom.
Pada 6 Agustus 1945, pesawat B-29 Enola Gay AS menjatuhkan bom uranium seberat 4,4 ton yang dinamai Little Boy di Hiroshima.
Tiga hari kemudian, atau pada 9 Agustus 1945, bom atom plutonium yang disebut Fat Man, diledakan di atas kota Nagasaki.