KOMPAS.com - Uni Soviet merukapakan salah satu negara adikuasa yang menang dalam Perang Dunia II.
Sejak 1947 hingga 1991, Uni Soviet terus bergerak sebagai negara pusat dari aliansi negara komunis Blok Timur.
Namun, 69 tahun sejak terbentuk pada 1922, Uni Soviet mulai mengalami keruntuhan, yang salah satunya diakibatkan oleh merosotnya ekonomi.
Runtuhnya Uni Soviet menimbulkan dampak yang besar bagi peta politik dunia, salah satunya muncul 15 negara baru di kawasan Eropa Timur.
Baca juga: Uni Soviet: Sejarah, Ekonomi, dan Pembubaran
Pada pertengahan 1980-an, Uni Soviet mulai mengalami kemunduran karena banyak pejabatnya yang melakukan korupsi dan kalah dari perang ideologi melawan Amerika Serikat dalam Perang Dingin (1947-1989).
Untuk memperbaiki krisis yang terjadi pada 1985, Presiden Mikhail Gorbachev menerapkan Perestroika atau restrukturisasi politik dan ekonomi.
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis.
Ada tiga prinsip utama dalam Perestroika, yaitu Glasnost (keterbukaan politik), Democratizatsiya (demokratisasi), dan Rule of Law.
Namun, kebijakan ini dianggap menyeleweng, yang pada akhirnya justru membuat Uni Soviet semakin terpuruk.
Perestroika juga membuat negara-negara bagian yang masih dibawahi Uni Soviet ingin memerdekakan diri.
Baca juga: Mengapa Glasnost dan Perestroika Menyebabkan Runtuhnya Uni Soviet?
Akhirnya, pada 1991, negara-negara bagian tersebut mulai melepaskan diri dari Uni Soviet.
Uni Soviet pun secara resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991, yang ditandai dengan mundurnya Presiden Mikhail Gorbachev.
Salah satu dampak dari runtuhnya Uni Soviet adalah munculnya 15 negara merdeka di kawasan Eropa Timur dan Asia.
Berikut ini 15 negara pecahan Uni Soviet.
Baca juga: Hubungan Situasi Politik di Uni Soviet dengan Reunifikasi Jerman
Negara pecahan Uni Soviet | Kemerdekaan |
Ibu kota |
Rusia | 26 Desember 1991 | Moskow |
Azerbaijan | 30 Agustus 1991 | Baku |
Belarus | 25 Agustus 1991 | Minsk |
Estonia | 20 Agustus 1991 | Tallin |
Georgia | 9 April 1991 | Tbilisi |
Kazakhstan | 16 Desember 1991 | Astana |
Kirgizstan | 31 Agustus 1991 | Bishkek |
Latvia | 5 September 1991 | Riga |
Lituania | 6 September 1991 | Vilnius |
Moldova | 27 Agustus 1991 | Chisinau |
Tajikistan | 9 September 1991 | Dushanbe |
Turkmenistan | 27 Oktober 1991 | Ashgabat |
Armenia | 21 September 1991 | Yerevan |
Ukraina | 4 Agustus 1991 | Kiev |
Uzbekistan | 1 September 1991 | Tashkent |
Referensi: