Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pilpres, Dedi Mulyadi Sebut Ada yang Salah Kaprah Maknai Jabatan Politik

Kompas.com - 30/01/2022, 20:53 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengomentari fenomena munculnya relawan yang menggadang-gadang dirinya untuk maju ke Pilpres 2024 mendatang.

Ia menilai sah-sah saja ada sekelompok orang yang akan mendukung dirinya menjadi calon presiden untuk Pilpres yang akan dihelat 2 tahun lagi.

Namun demikian, Dedi menguatarakan bahwa dirinya belum bisa dikatakan layak untuk menjadi capres. Ia mengaku tidak memiliki tampang untuk menjadi capres.

"Itu (deklarasi relawan Jari-KDM) bukan keinginan saya. Saya mah orang kampung, tidak ada tampang. Apalagi Golkar kan sudah ada calon, Pak Airlangga (Ketum Golkar Airlangga Hartarto)," kata Dedi ketika dihubungi Kompas.com via sambungan ponsel, Sabtu (29/1/2022).

Sentil soal jabatan politik sebagai karier

Terkait pilpres, Dedi Mulyadi mengatakan ada perspektif yang salah terkait kepemimpinan.

Ia menyebut bahwa selama ini sebagian orang berpandangan bahwa jabatan publik yang dipilih oleh rakyat melalui proses demokrasi itu adalah karier.

Baca juga: Ditanya soal Peluang Capres, Dedi Mulyadi: Saya Mah Orang Kampung, Tidak Ada Tampang

 

Padahal, kata Dedi, jabatan politik seperti itu bersifat titipan, sebuah amanah dari kepercayaan publik melalui demokrasi.

"Perspektif kepemimpinan yang bersifat publik yang dipilih rakyat itu bukan karier. Jabatan bupati, wali kota, gubernur, presiden, wakil presiden, anggota DPR hingga DPRD itu bukan karier, tetapi itu adalah jabatan yang bersifat titipan, amanah dari kepercayaan publik melalui demokrasi," kata Dedi kepada Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Menurut Dedi, ketika seseorang memimpin ia memerlukan kesungguhan dalam kerja. Seorang pemimpin memiliki mimpi selama 5 hingga 10 tahun ke depan untuk masyarakat. Mimpi dimaksud bisa dikatakan sebuah visi.

"Oleh karena itu, untuk mewujudkan mimpi itu diperlukan integritas untuk menjalankan jabatan dengan baik. Bukan batu loncatan," kata Dedi.

Ia mengimbau tokoh publik agar tidak memahami bahwa jabatan politik itu sebagai karier. Menurutyna, jabatan yang dipilih oleh rakyat itu adalah amanah.

Sementara jabatan karier itu misalnya adalah tentara, polisi, PNS dan sejenisnya.

"Kalau politik itu bukan karier, itu jabatan amanah, sehingga orang harus memiliki watak kepemimpinan dan integritas untuk mewujudkan mimpi membangun dan menyejahterakan masyarakat," kata Dedi.

Deklarasi relawan Jari-KDM

Sebelumnya, anggota DPR RI yang juga mantan bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi digadang-gadang maju ke Pilpres 2024 mendatang.

Deklarasi dukungan untuk wakil ketua Komisi IV ini muncul dari relawan atas nama Jaringan Rakyat Indonesia - Kang Dedi Mulyadi (Jari-KDM).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com