Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hujan Es Sering Terjadi, Bagaimana Proses Terbentuk dan Dampaknya?

Kompas.com - 30/01/2022, 16:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

2. Lower freezing level

Selain itu, terdapat lapisan yang tingkat pembekuan lebih rendah atau lower freezing level.

Pada fenomena hujan es, lapisan tingkat pembekuan mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya.

Inilah yang membuat butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna.

Lapisan tingkat pembekuan merupakan lapisan pada tinggian tertentu diatas permukaan bumi dimana suhu udara bernilai nol derajat celsius.

Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es.

Baca juga: Hujan Es di Bogor dan Tasikmalaya, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem hingga Besok

Di Indonesia, umumnya lapisan tingkat pembekuan berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km di atas permukaan laut.

Durasi hujan es

Hary menuturkan, hujan es bersifat sangat lokal dengan luasan berkisar 5-10 km dan waktu terjadinya singkat, sekitar 10 menit.

Fenomena hujan es, tutur Hary, lebih sering terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Adapun waktunya lebih sering di antara siang dan sore hari.

Ia menegaskan, hujan es tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya, dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen.

Fenomena hujan es hanya berasal dari awan CB, tapi tak semua awan jenis ini menimbulkan hujan es atau hail.

“Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dan dalam waktu yang singkat,” ujar Hary.

Dampak hujan es di daratan

Hujan es turun saat hujan menjadi cukup berat untuk mengatasi kekuatan aliran udara badai petir dan ditarik ke arah bumi oleh gravitasi.

Es yang lebih kecil dapat terhempas dari updraft oleh angin horizontal, sehingga hujan es yang lebih besar biasanya jatuh lebih dekat ke updraft daripada hujan es yang lebih kecil.

Apabila angin di dekat permukaan atau di daratan cukup kuat, maka hujan es dapat turun dalam posisi miring.

Dengan dorongan yang kuat, angin yang menghempas bongkahan-bongkahan es yang turun akan dapat menyebabkan beberapa hal berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com