Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Andi Firmansyah
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Andi Firmansyah adalah seorang yang berprofesi sebagai Mahasiswa. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Alasan Mengapa Orang Kaya Tetap Sulit Bahagia

Kompas.com - 20/06/2022, 16:57 WIB
Kompasianer Muhammad Andi Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Paradoks Kemajuan: Alasan Mengapa Orang Kaya tetap Sulit Bahagia"

KOMPAS.com - "Ilusi-uang" merupakan istilah yang melukiskan fenomena mayoritas orang yang mulanya menganggap uang dapat memuaskan mereka, tapi justru yang mereka dapatkan hanyalah ketidakpuasan lainnya yang sebelum itu tidak pernah terpikirkan.

Kini kita mendapati fenomena itu sebagai sesuatu yang marak terjadi pada orang-orang "besar", dan ini adalah kesempatan bagi mereka yang malas untuk berkata, "Uang tidak memberimu kebahagiaan.

Meskipun terdengar konyol dan tampak seperti pelarian, tetapi petuah tersebut tidak sepenuhnya keliru.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan awal tahun 2018, seorang peneliti memberikan kesimpulan yang mengejutkan bahwa "sepanjang spektrum pendapatan-kekayaan, pada dasarnya semua orang mengatakan (perlu) dua atau tiga kali lipat" untuk benar-benar bahagia.

Baca juga: Rusia Kehilangan Ribuan Jutawan, Ini Negara-negara Baru yang Jadi “Safe Haven” Bagi Orang Kaya

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa semakin kaya kita, semakin kita menjadi kurang bahagia. Studi tersebut menemukan bahwa ketika kita mencapai pendapatan rumah tangga tertentu ($95.000 per tahun dalam skala global), tingkat kepuasan dan kesejahteraan hidup semakin rendah.

Apa yang salah? Bagaimana mungkin kelimpahan uang, berdasarkan banyak fenomena yang terjadi, malah mendatangkan lebih banyak ketidakpuasan? Apakah Bumi sedang berputar ke arah yang berlawanan?

Paradoks Kemajuan

Emile Durkheim pernah mengatakan bahwa semakin nyaman dan etis sebuah masyarakat, semakin pikiran kita membesar-besarkan kesembronoan yang sepele. Sederhananya, jika semua perampok berhenti mencuri, kita tidak akan merasa bahagia begitu saja.

Kita akan merasa sama kecewanya ketika menghadapi hal-hal yang lebih kecil.

Secara paradoksal, melindungi orang dari permasalahan atau kesulitan tidak akan membuat mereka lebih bahagia atau lebih aman; itu justru membuat mereka menjadi lebih mudah untuk merasa tidak aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com