KOMPAS.com - Aktivis pergerakan lintas generasi akhir pekan ini berkumpul di tempat wisata Sundaj Campfire di area perkebunan teh Dayeuh Manggung, Cilawu Garut.
Sejumlah nama aktivis pergerakan tahun 70-an hingga tahun 2000-an, hadir dalam pertemuan itu.
Mereka di antaranya Hariman Siregar, Masinton Pasaribu, Abidin fikri, Muhammad Jumhur Hidayat, Sahganda Nainggolan, Feri Juliantoro, Andrianto, Mimih Haeruman, Saef Lukman, Agustiana, Santoso, Marlin Dinamikanto, Dedi Triawan dan beberapa aktivis Jawa Barat lainnya.
Hasanuddin, koordinator Siaga 98 yang jadi penanggung jawab Kemping Aktivis Lintas Generasi menjelaskan, kegiatan ini sengaja digelar untuk sekadar refleksi pergerakan aktivis mulai tahun 70-an, era reformasi hingga saat ini.
“Hanya sekadar refleksi pergerakan, silaturahmi antar aktivis, jarang-jarang kita bisa kumpul dalam suasana yang lebih cair, kemping bersama,” kata Hasanuddin, kepada Kompas.com via WhatsApp, Sabtu (19/06/2022).
Baca juga: Ancam Ketersediaan Air, Aktivis Lingkungan Tolak Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan
Hasan menuturkan, Garut sengaja dijadikan tempat untuk pelaksanaan kegiatan ini karena inisiasi acara ini juga dari para aktivis pergerakan di Garut, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta yang intensif berkomunikasi selama masa pergolakan di era Orde Baru.
Melalui kemah aktivis lintas generasi ini cita-cita reformasi bisa terus dikawal oleh para aktivis baik yang berada di lingkaran pemerintah, partai politik dan penggerak-penggerak organisasi masyarakat.
“Salah satu isu yang kita lawan, jabatan presiden tiga periode, sudah selesai, tidak ada lagi pembahasan soal itu. Agenda-agenda lain reformasi masih harus terus diperjuangkan,” katanya.
Hariman Siregar, salah satu tokoh aktivis yang menjadi tokoh Malari tahun 74 silam yang hadir dalam kemah aktivis lintas generasi dan aktivis 98 ini mengungkapkan, ruang silaturahmi bagi aktivis pergerakan menjadi sebuah ruang penting untuk menjaga nilai-nilai moral pergerakan aktivis agar senantiasa berada di belakang kepentingam rakyat.
"Kita musti kembalikan nilai-nilai yang kita punya dulu, hal-hal yang common sense lah, jangan yang mboten-mboten lah," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.