Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Maitara Ini Jadi Gambar di Uang Rp 1.000 Lama, Ini Keunikannya

Kompas.com - 19/01/2022, 10:51 WIB
Kompasianer Fauji Yamin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

Krisis air bersih

Sedangkan bagi yang menyewa cottage, sudah harus melakukan booking jauh-jauh hari.

Kendala utama di pulau ini ialah krisis air bersih dan belum maksimalnya konsep parawista.

Sebagai wisatawan kita harus berjaga-jaga dengan membawa perbekalan sendiri lantaran tak ada yang menjual aneka jajanan atau gorengan.

Kondisi pulau yang ditumbuhi banyak pohon sukun seharusnya dapat dimanfaatkan dan didorong oleh pemerintah desa dan kabupaten dengan menggerakan masyarakat membuka beberapa stan.

Sebab, walaupun terdapat kios-kios kecil namun kios ini hanya menjual kebutuhan rumah tangga bukan untuk wisatawan. Begitupula dengan air bersih.

Pulau ini krisis air sehingga wisatawan tak jarang mengeluh karena di toilet seringkali tak dijumpai ada air untuk membasuh, mandi maupun untuk buang hajat.

Walaupun tersedia sumur akan tetapi beberapa tahun belakangan keruh dan tak bisa dikonsumsi.

Pemerintah Kota Tidore telah berupaya menangani perkara ini, dengan berinsiatif menyalurkan pipa bawah laut, namun hingga kini belum terealisasi.

Warga sendiri pun tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan seperti menggali sumur baru serta mengajukan pembuatan bak penampungan.

Potensi pulau Maitara sebagai destinasi wisata jika digenjot akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan ekonomi yang juga memberikan pengaruh kepada warga lokal.

Potensi ini penulis dapatkan setelah beberapa kali melakukan survei secara pribadi untuk memahami bagaimana seharusnya ekonomi pulau Maitara di galakan.

Baca juga: Tempat Wisata di Jakarta Sudah Dibuka untuk Anak Usia di Bawah 12 Tahun

Secara potensi, pulau ini bisa menjadi alternatif wisata perikanan dengan memaksimalkan budaya melaut warga perikanan.

Sehingga perlu desain khusus untuk memadukan parawisata moderen dan budaya orang Maitara.

Selain itu, potensi lainnya tentu saja memanfaatkan potensi wisata dengan mendorong pembentukan UKM-UKM bagi masyarakat untuk dapat melihat peluang di lokasi wisata.

Walaupun banyak kekurangan, namun jangan dulu kecewa. Di balik kekurangan ini akan ada banyak hal yang ditemukan, kita dapat membeli ikan fufu sebagai oleh-oleh.

Sebab harga jual ikan fufu di sini lebih murah ketimbang membelinya di tingkat pasar akhir.

Ikan fufu di Maitara dibanderol seharga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per ekor. Cara mendapatkannya pun cukup mudah, kita hanya perlu menyusuri belakang rumah menuju pelabuhan utama.

Di sini kita dapat menjumpai lokasi produksi yang berada tepat di belakang rumah warga (sukur dofu-difu, jangan lupa berkunjung).

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pulau Maitara, Kecil namun Memikat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com