Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Maitara Ini Jadi Gambar di Uang Rp 1.000 Lama, Ini Keunikannya

Kompas.com - 19/01/2022, 10:51 WIB
Kompasianer Fauji Yamin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

Biaya yang dikeluarkan per orang ialah Rp 10.000 dengan waktu tempuh 10 menit.

Sementara speed boat kita harus merogok kocek Rp 100.000 dengan jumlah penumpang 5-10 orang.

Jika disewa maka biaya yang dikeluarkan ialah Rp200.000 untuk pulang-pergi.

Salah satu yang harus diantisipasi ialah jika tidak menginap maka wisatawan harus berpesan kepada kapten kapal agar menjemput saat sore hari.

Hal ini karena pada malam hari tidak ada lagi lalu lintas ke Pulau Ternate.

Terdapat dua alternatif, yang pertama dapat langsung ke tempat wisata, sedangkan kedua turun di dermaga utama.

Baca juga: 7 Hotel Ini Dikenal Berhantu dan Cocok untuk Wisata Misteri

Kebanyakan warga turun di dermaga utama dan berjalan ke lokasi wisata utama selama 15 menit dengan kondisi jalan desa yang dialokasikan dari dana desa.

Hal ini karena motoris sengaja menurunkan penumpang di dermaga utama ketimbang di dermaga wisata karena dapat merusak karang. Kondisi ini sudah menjadi ketentuan umum.

Salah satu motoris berkata bahwa kondisi karang sedang dalam tranplantasi oleh warga sehingga untuk mendukung gerakan tersebut, setiap kapal dilarang berlabuh di pelabuhan tersebut.

Tiga lokasi wisata utama di Maitara

Pulai Mutiara memiliki tiga lokasi wisata utama yang biasa dikunjungi wisatawan. Tiga kawasan itu antara lain:

1. Di sisi kanan pulau yang ditempuh agak lumayan sekira 20 menit karena harus melewati bukit.

2. Wisata utama atau pantai Maitara

3. Jembatan Maitara yang ditemuh lagi menggunakan kapal kayu.

Pantai yang asri dengan pemandangan kota Ternate, Pulau Hiri dan Tidore adalah bonus yang luar biasa.

Hembusan angin sepoi-sepoi berkawan dengan halusnya pasir putih yang mengelilingi sepanjang garis Pulau Maitara menambah nikmat berwisata.

Banyak wisatawan berkunjung ke sini dengan berbagai alasan, mulai dari swafoto, kamping, mancing dan naik gunung.

Pulau ini kebanyakan diserbu karena merupakan lokasi foto lanskap terbaik.

Sebagai catatan, untuk mendaki gunung perlu ada izin para tetua serta beberapa aturan yang tidak bisa dilanggar seperti tidak membuang sampah sembarangan dan buang hajat sembarangan.

Sementara bagi yang ingin menginap terdapat dua alternatif. Pertama, kamping dan yang kedua menyewa rumah atau cottage.

Bagi yang keping, sebelum mendirikan tenda, izin harus didapatkan dari ketua RT atau yang bertanggung jawab di wilayahnya. Setelah mendapatkan izin, barulah tenda-tenda didirikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com