Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Maitara Ini Jadi Gambar di Uang Rp 1.000 Lama, Ini Keunikannya

Kompas.com - 19/01/2022, 10:51 WIB
Kompasianer Fauji Yamin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

KOMPAS.com - Ketika memegang uang kertas Rp 1.000 lama, Anda melihat sebuah perahu dan dua pulau yang menjadi latar belakang

Itu adalah pulau Maitara yang kini dijuluki "Pulau Uang Seribu". Lantas apa uniknya Pulau Maitara?

Pulau Maitara adalah pulau yang terletak di antara Pulau Kota Ternate dan Pulau Kota Tidore di Provinsi Maluku Utara.

Kawsan ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit warga Ternate dan Tidore.

Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari kedua kota ini menjadikan Maitara dalam setiap akhir pekan selalu diserbu para wisatawan.

Pulau ini sering disebut sebagai penjaga pintu masuk.

Rata-rata tujuan wisatawan ke sini pun bermacam-macam, mulai dari berenang, memancing, kamping dan mendaki. Gunung di sana memiliki ketinggian puncak gunung hanya 350 MDPL.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Indonesia yang Bikin Merasa Melancong di Luar Negeri

Pulau ini masuk wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan, di bawah wilayah Kesultanan Tidore.

Luas wilayah Pulau Uang Seribu ini hanya 6 kilometer atau 206 hektare dengan jumlah penduduk kurang lebih 2000-an jiwa.

Pulau eksotis ini dihuni oleh suku Tidore dan suku Ternate di empat desa dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan dan penjual ikan fufu atau ikan asap.

Dalam sebuah survei yang penulis lakukan pada tahun 2019, nelayan di sini menggunakan armada tangkap Pajeko (jala) dan pole and line. Hasil penangkapan kemudian dijual ke Kota Ternate dan Tidore.

Sementara pedagang ikan fufu (asap) juga melakukan proses produksi di Maitara dan melakukan penjualan ke Kota Ternate serta Kota Tidore.

Destinasi wisata favorit

Pulau Maitara diapit oleh dua pulau besar dan merupakan tempat arus keluar masuk, tetapi pantai dan laut Pulau Maitara masih sangat asri dan jauh dari sampah.

Jika yang hobi memancing, pergerakan arus laut di sini sangat cocok untuk menyalurkan hobi memancing.

Kompasianer Fauji Yamin dan rekan sesama Kompasianer sedang memancing ikan.Fauji Yamin Kompasianer Fauji Yamin dan rekan sesama Kompasianer sedang memancing ikan.

Potensi ikan karang sangat melimpah karena terawatnya terumbuh karang dan adanya hutan bakau yang mulai dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Dulu karang-karang di sini mengalami kerusakan yang fatal akibat pengeboman, namun sejak 10 tahun terakhir sudah ada kesadaran dan gerakan untuk melindungi potensi yang terdapat di pulau ini.

Mengunjungi Maitara tidak terlalu sulit, sebab jaraknya dapat ditempuh dengan cepat.

Jika dari Tidore kita dapat menggunakan kapal kayu dengan biaya sewa sebesar Rp 5000 dengan waktu tempuh 5 menit.

Sementara jika dari Kota Ternate, terdapat alternatif yakni menggunakan speed boat atau motor kayu.

Kebanyakan masyarakat menggunakan motor kayu karena ini merupakan transportasi utama warga Maitara.

Biaya yang dikeluarkan per orang ialah Rp 10.000 dengan waktu tempuh 10 menit.

Sementara speed boat kita harus merogok kocek Rp 100.000 dengan jumlah penumpang 5-10 orang.

Jika disewa maka biaya yang dikeluarkan ialah Rp200.000 untuk pulang-pergi.

Salah satu yang harus diantisipasi ialah jika tidak menginap maka wisatawan harus berpesan kepada kapten kapal agar menjemput saat sore hari.

Hal ini karena pada malam hari tidak ada lagi lalu lintas ke Pulau Ternate.

Terdapat dua alternatif, yang pertama dapat langsung ke tempat wisata, sedangkan kedua turun di dermaga utama.

Baca juga: 7 Hotel Ini Dikenal Berhantu dan Cocok untuk Wisata Misteri

Kebanyakan warga turun di dermaga utama dan berjalan ke lokasi wisata utama selama 15 menit dengan kondisi jalan desa yang dialokasikan dari dana desa.

Hal ini karena motoris sengaja menurunkan penumpang di dermaga utama ketimbang di dermaga wisata karena dapat merusak karang. Kondisi ini sudah menjadi ketentuan umum.

Salah satu motoris berkata bahwa kondisi karang sedang dalam tranplantasi oleh warga sehingga untuk mendukung gerakan tersebut, setiap kapal dilarang berlabuh di pelabuhan tersebut.

Tiga lokasi wisata utama di Maitara

Pulai Mutiara memiliki tiga lokasi wisata utama yang biasa dikunjungi wisatawan. Tiga kawasan itu antara lain:

1. Di sisi kanan pulau yang ditempuh agak lumayan sekira 20 menit karena harus melewati bukit.

2. Wisata utama atau pantai Maitara

3. Jembatan Maitara yang ditemuh lagi menggunakan kapal kayu.

Pantai yang asri dengan pemandangan kota Ternate, Pulau Hiri dan Tidore adalah bonus yang luar biasa.

Maitara dan Tidore dari sudut pandang Kota TernateKompasianer Fauji Yamin Maitara dan Tidore dari sudut pandang Kota Ternate
Hembusan angin sepoi-sepoi berkawan dengan halusnya pasir putih yang mengelilingi sepanjang garis Pulau Maitara menambah nikmat berwisata.

Banyak wisatawan berkunjung ke sini dengan berbagai alasan, mulai dari swafoto, kamping, mancing dan naik gunung.

Pulau ini kebanyakan diserbu karena merupakan lokasi foto lanskap terbaik.

Sebagai catatan, untuk mendaki gunung perlu ada izin para tetua serta beberapa aturan yang tidak bisa dilanggar seperti tidak membuang sampah sembarangan dan buang hajat sembarangan.

Sementara bagi yang ingin menginap terdapat dua alternatif. Pertama, kamping dan yang kedua menyewa rumah atau cottage.

Bagi yang keping, sebelum mendirikan tenda, izin harus didapatkan dari ketua RT atau yang bertanggung jawab di wilayahnya. Setelah mendapatkan izin, barulah tenda-tenda didirikan.

Krisis air bersih

Sedangkan bagi yang menyewa cottage, sudah harus melakukan booking jauh-jauh hari.

Kendala utama di pulau ini ialah krisis air bersih dan belum maksimalnya konsep parawista.

Sebagai wisatawan kita harus berjaga-jaga dengan membawa perbekalan sendiri lantaran tak ada yang menjual aneka jajanan atau gorengan.

Kondisi pulau yang ditumbuhi banyak pohon sukun seharusnya dapat dimanfaatkan dan didorong oleh pemerintah desa dan kabupaten dengan menggerakan masyarakat membuka beberapa stan.

Sebab, walaupun terdapat kios-kios kecil namun kios ini hanya menjual kebutuhan rumah tangga bukan untuk wisatawan. Begitupula dengan air bersih.

Pulau ini krisis air sehingga wisatawan tak jarang mengeluh karena di toilet seringkali tak dijumpai ada air untuk membasuh, mandi maupun untuk buang hajat.

Walaupun tersedia sumur akan tetapi beberapa tahun belakangan keruh dan tak bisa dikonsumsi.

Pemerintah Kota Tidore telah berupaya menangani perkara ini, dengan berinsiatif menyalurkan pipa bawah laut, namun hingga kini belum terealisasi.

Warga sendiri pun tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan seperti menggali sumur baru serta mengajukan pembuatan bak penampungan.

Potensi pulau Maitara sebagai destinasi wisata jika digenjot akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan ekonomi yang juga memberikan pengaruh kepada warga lokal.

Potensi ini penulis dapatkan setelah beberapa kali melakukan survei secara pribadi untuk memahami bagaimana seharusnya ekonomi pulau Maitara di galakan.

Baca juga: Tempat Wisata di Jakarta Sudah Dibuka untuk Anak Usia di Bawah 12 Tahun

Secara potensi, pulau ini bisa menjadi alternatif wisata perikanan dengan memaksimalkan budaya melaut warga perikanan.

Sehingga perlu desain khusus untuk memadukan parawisata moderen dan budaya orang Maitara.

Selain itu, potensi lainnya tentu saja memanfaatkan potensi wisata dengan mendorong pembentukan UKM-UKM bagi masyarakat untuk dapat melihat peluang di lokasi wisata.

Walaupun banyak kekurangan, namun jangan dulu kecewa. Di balik kekurangan ini akan ada banyak hal yang ditemukan, kita dapat membeli ikan fufu sebagai oleh-oleh.

Sebab harga jual ikan fufu di sini lebih murah ketimbang membelinya di tingkat pasar akhir.

Ikan fufu di Maitara dibanderol seharga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per ekor. Cara mendapatkannya pun cukup mudah, kita hanya perlu menyusuri belakang rumah menuju pelabuhan utama.

Di sini kita dapat menjumpai lokasi produksi yang berada tepat di belakang rumah warga (sukur dofu-difu, jangan lupa berkunjung).

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pulau Maitara, Kecil namun Memikat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com