Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Preman, Dedi Mulyadi Hancurkan Ulek Palsu Milik Pedagang Keliling, Kusnadi Pun Gemetar

Kompas.com - 02/01/2022, 12:51 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi memecahkan ulek yang dijual pedagang keliling di Purwakarta, Jawa Barat. Sontak hal itu membuat sang pedagang kaget.

Peristiwa itu terjadi di sebuah jalan Purwakarta, Jumat (31/12/2021) malam dan direkam dalam video lalu diunduh dalam akun YouTube Kang Dedi Mulyadi dan hingga Minggu (2/2/2022) sudah ditonton 389.000 lebih.

Keetika itu, Dedi sedang mengendarai motor matik warna putih di jalanan Purwakarta. Tiba-tiba ia melihat seorang pedagang ulek sedang duduk di trotoar dengan dagangan yang masih banyak.

Dedi pun menghampirinya. Belakangan diketahui pedagang ulek itu bernama Kusnadi.

Dedi kemudian bertanya soal harga ulek. Yang kecil harganya Rp 40.000. Lalu Dedi mengambil ulekan itu kemudian memecahkannya.

"Ini barangnya palsu. Kalau asli mah kuat," kata Dedi.

Baca juga: Peneliti LSI Denny JA: Dedi Mulyadi Berpotensi Jadi Bintang Baru Jawa Barat

Kusnadi pun bingung. Ia mengaku tidak tahu bahwa barang dagangannya palsu.

"Saya tidak tahu, cuma menjual doang, Pak Haji," kata Kusnadi.

"Tukang dagang mah harus tahu mana yang asli mana yang tidak, agar pembelinya tidak rugi," kata Dedi.

Dedi kemudian memecahkan kembali ulekan yang lainnya hingga hancur. Sementara sisanya dibagikan ke warga sekitar yang menonton kejadian itu.

Kusnadi pun bertambah bingung. Apalagi Dedi mengaku bahwa ia preman di Purwakarta dan memilih Kusnadi untuk pulang tapi tidak dibayar, atau dibayar tapi di jalan tidak selamat.

"Bilangin ke khaerudin (pemilik ulek) bahwa coet ini dihancurkan oleh Haji Udin, jeger (preman) di sini," kata Dedi.

Kusnadi pun menurut. Ia memilih tidak dibayar, yang penting selamat karena memiliki anak dan istri.

Ending-nya mengharukan

Kusnadi tidak mengetahui bahwa orang yang dihadapinya adalah Dedi Mulyadi, anggota DPR RI yang kerap melakukan aksi sosial.

Akhirnya Kusnadi pun beres-beres dan hendak pulang ke rumahnya di Bandung Barat, Jawa Barat.

Setelah itu, Dedi Mulyadi merogoh dompetnya lalu memberikan sejumlah uang ke Kusnadi.

Kusnadi pun kian bingung. Lalu ia bertanya uang ini untuk apa.

Akhirnya Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa uang itu untuk Kusnadi. Aksi menghancurkan ulekan itu hanya prank.

Kusnadi yang tadinya gemetaran pun langsung menangis dan merangkul Dedi Mulyadi.

"Hatur nuhun Pak Darmawan," ucap Kusnadi.

"Saya mah Haji Udin, preman di sini, bukan Darmawan," kata Dedi sambil tersenyum.

Selain itu, Dedi juga memberikan sandal yang dipakainya kepada Kusnadi. Sebab ia melihat sandal lama yang dipakai Kusnadi sudah jelek.

Sambil merangkul kembali Kusnadi, Dedi pun meminta maaf atas aksinya tadi. Apa yang ia lakukan hanya bercanda.

"Punten ya Pak, tadi mah cuma ngaheureuyan (bercanda)," kata Dedi.

Kemiskinan pasca-pandemi

Dikonfirmasi via sambungan telepon WhatsApp oleh Kompas.com, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa di balik peristiwa menghancurkan ulek dagangan Kusnadi, ada sebuah problem kemiskinan.

Ia menjelaskan bahwa Kusnadi terpaksa menjual ulek palsu karena tidak memiliki pekerjaan lain. Sebelumnya, Kusnadi berjualan sosis bakar di sekitar sekolah.

Namun karena situasi pandemi dan sekolah menerapkan belajar daring, Kusnadi pun gulung tikar dan beralih berjualan ulek palsu.

Selain itu, Dedi melihat bahwa Kusnadi memiliki empat anak. Di tengah kemisinan yang dideranya, Kusnadi harus menafkahi istri dan empat anak. Ia melihat bahwa kebanyakan warga miskin tidak disuntik KB. Padahal program KB bagus untuk menekan jumlah penduduk.

"Padahal petugas KB-nya masih ada, tapi sepertinya tidak bekerja," kata Dedi.

Problem lainnya adalah banyak warga miskin yang terjerat rentenir hingga akhirnya ia terpaksa berjualan keliling barang dagangan yang susah laku demi membayar cicilan.

"Hampir setiap warga miskin yang saya temui terjerat rentenir, tidak di-KB, rumah masih ngontrak dan tidak punya pekerjaan. Ini menambah kemiskinan baru pasca-pandemi," kata Dedi.

Baca juga: Hendak Bantu Pria Koma di Jalan, Dedi Mulyadi Kecewa Sopir Ambulans Malah Pulang

Dedi mengatakan solusi untuk mengatasi kemiskinan akibat pandemi itu adalah dengan menyelesaikan problem tadi.

Warga yang menganggur diberi pekerjaan. Kemudian pemerintah menyediakan rumah dengan konsep cicilan ringan serta digelorkan kembali program Keluarga Berencana (KB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com