Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Menteri Perdagangan yang Kontroversi Selama Periode Jokowi

Kompas.com - 18/06/2022, 07:45 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini Zulkifli Hasan dilantik menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan Muhammaf Luthfi.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut dipilih atas putusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjelaskan alasan dan pertimbangannya.

Jokowi mengatakan, Zulkifli Hasan atau Zulhas memiliki skill manajerial yang dinilai mumpuni. Sehingga menurutnya, Zulhas dapat mengatur secara detail mengenai bidang perdagangan, terlebih urusan mikro.

Yang menarik, posisi Menteri Perdagangan adalah anggota kabinet yang paling sering bergonta-ganti wajah atau bisa dikatakan paling banyak terkena reshuffle.

Sejak resmi menjabat Presiden Indonesia, posisi Menteri Perdagangan sudah 6 kali berganti, baik karena reshuffle kabinet maupun karena habis masa jabatannya.

Nah berikut ini daftar 6 Menteri Perdagangan yang menjabat selama periode rezim pemerintahan Presiden Jokowi dari Oktober 2014 hingga Juni 2022:

1. Rachmat Gobel (2014-2015)

Di periode awal pemerintahannya, Jokowi memilih Rachmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan di tahun 2014. Ia merupakan menteri dari kalangan pebisnis. Namun, pengusaha elektronik itu hanya bertahan seumur jagung atau hanya satu tahun saja.

Baca juga: Harga Daging Terus Naik, Pedagang Minta Menteri Perdagangan Baru Stabilkan Harga

Rachmat Gobel terkena perombakan kabinet pada tahun 2015. Salah satu kebijakan kontroversi Rachmad Gobel selama menjadi Menteri Perdagangan adalah malarang minuman beralkohol di minimarket.

2. Thomas Lembong (2015-2016)

Thomas Lembong mengisi pos orang nomor satu di Kementerian Perdagangan pada 12 Agustus 2015 untuk menggantikan Mendag sebelumnya, Rachmat Gobel.

Sama seperti pendahulunya tersebut, Lembong menjadi Mendag di waktu yang sangat singkat, bahkan kurang dari setahun karena pada 26 Juli 2016 terkena reshuffle oleh Presiden Jokowi.

Semasa menjadi Menteri Perdagangan, Thomas Lembong sempat berseteru dengan Kementerian Pertanian Amran Sulaiman lantaran persoalan data stok beras dan daging sapi.

3. Enggartiasto Lukita (2016-2019)

Enggartiasto Lukita datang menggantikan posisi Thomas Lembong di 2016 atau masih di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. Ia merupakan menteri dari perwakilan Partai Nasdem yang berjasa besar memenangkan Jokowi di Pilpres 2014.

Menjabat di sisa periode pertama Jokowi, Enggartiasto sempat mengeluarkan beberapa pernyataan dan juga kebijakan kontroversial.

Sama seperti pendahulunya, Thomas Lembong, Enggartiasto sempat berrseteru dengan Kementerian Pertanian dan Bulog. Ini karena ia menyebut stok beras nasional kurang dan perlu impor, hal yang selalu bertentangan dengan klaim Kementan yang menyebut panen beras petani lokal melimpah.

Beberapa kebijakan kontroversial lainnya dari Enggartiato adalah kebijakan impor jagung dan impor gula di masa jabatannya. Ia juga sempat mengeluarkan kebijakan pelarangan minyak goreng curah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com