Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Varian Corona AY.4.2 Mulai Menyebar Masuk Lewat Singapura dan Malaysia

Kompas.com - 13/11/2021, 09:45 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

 

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini mewaspadai masuknya varian corona AY.4.2 atau Delta Plus ke Indonesia, karena terdeteksinya varian tersebut di Malaysia dan Singapura.

"Subvarian Delta ini juga telah ditemukan di negara-negara tetangga termasuk Malaysia dan Singapura, kita tetap perlu waspada dengan mempertimbangkan sub varian ini yang masih bisa memicu gelombang berikutnya di Indonesia," kata Nadia dalam konferensi pers terkait PPKM melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (10/11/2021).

Nadia mengatakan, hingga saat ini, varian Corona AY.4.2 dan Mu belum ditemukan di Indonesia. Saat ini, kata dia, varian Delta masih mendominasi di Tanah Air.

"Dari total lebih 8.000 sequencing yang kita lakukan mayoritas merupakan variant of concern yang kita temukan adalah varian delta yang diikuti varian Beta," ujarnya.

Antisipasi masuknya pelaku perjalanan internasional

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya varian AY.4.2, para pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia wajib melakukan pemeriksaan Covid-19.

"Tidak semua pintu masuk dibuka untuk Pelaku Perjalanan dari luar negeri, Pemeriksaan saat masuk entry dan exit test wajib dilakukan," ucap dia.

Baca juga: Varian Corona AY.4.2 Sudah Masuk Singapura dan Malaysia, RI Waspada

Sementara itu, Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, dari data terbaru varian Covid-19 yang diterimanya, varian Corona AY.4.2 lebih menular 10 hingga 15 persen dari Delta.

"Dari lima kemungkinan dampak maka baru ada informasi tentang penularan, yaitu bahwa AY.4.2 nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.

Tjandra mengatakan AY.4.2 adalah semacam “turunan” dari varian Delta. Awalnya pada akhir 2020 dan awal 2021 dikenal sebagai B.1.617.

Lalu muncul B.1.617.1 yang pernah diberi nama varian Kappa, B.1.671.2 yang dikenal luas sebagai varian Delta dan B.1.617.3.

Dari varian Delta B.1.671.2, kata Tjandra, kemudian ada berbagai turunannya lagi, antara lain 75 jenis varian Delta yang tergolong AY di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan kasus AY.4 dilaporkan mendominasi 63 persen kasus baru di Inggris dalam sebulan terakhir. Sementara AY.4.2 juga terus meningkat angkanya di Inggris.

"Pada data 4 sampai 11 Oktober 2021 ada 8,5 persen kasus barunya adalah AY.4.2, lalu naik menjadi 10,3 persen pada data 11 sampai 18 Oktober 2021 dan bahkan naik lagi menjadi 11,3 persen pada data mingguan 18 sampai 25 Oktober 2021," katanya.

Tjandra juga mengatakan, varian AY.4.2 mengandung mutasi pada varian A222V dan juga Y145H. Data dari lembaga internasional GISAID yang mengkompilasi genom berbagai jenis virus Delta menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2 yang dilaporkan.

Baca juga: Menanti Langkah Konkret Pemerintah Cegah Masuknya Varian Delta Plus ke Indonesia

Varian ini sudah dilaporkan dari 42 negara. "Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2 maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis dan dampak pada vaksin," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com