KOMPAS.com - Osteoporosis yang sering dikenal dengan pengeroposan tulang, kerap dianggap sebagai penyakit yang rawan menyerang lansia. Namun anak muda juga perlu waspada.
Pakar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dwikora Novembri Utomo mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak usia muda.
Normalnya, terdapat keseimbangan antara proses pembentukan tulang dan proses pembongkaran tulang.
Namun, pada osteoporosis, proses pembongkaran tulang lebih dominan daripada proses pembentukan tulang sehingga kepadatan tulang menjadi berkurang.
Baca juga: Susu Kental Manis: Berbahaya Bagi Kesehatan atau Tidak?
Menurut pakar yang juga bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) itu, osteoporosis umumnya memang menyerang orang lanjut usia, tetapi orang berusia muda juga dapat mengalami osteoporosis bila memiliki faktor risiko.
Dikutip dari laman Unair, Kamis (21/10/2021), Dwikora menegaskan osteoporosis dapat dihindari dengan mulai “menabung tulang” pada usia muda.
Hal ini dikarenakan pada usia muda terjadi puncak pembentukan tulang.
Dengan nutrisi dan gaya hidup sehat di usia muda, maka kita akan memiliki tulang yang lebih baik untuk mempersiapkan kondisi di hari tua.
“Osteoporosis bisa terjadi pada semua usia meskipun memang osteoporosis lebih sering terjadi pada usia tua di mana proses pembentukan tulang lebih lambat daripada proses pembongkaran tulang,” ungkapnya.
Baca juga: Sukses Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia, Ilmuwan Akan Lakukan Penelitian Lebih Lanjut
Menurut Dwikora, faktor risiko terbagi atas dua jenis. Yakni faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi alias diubah.
Faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain:
Sedangkan faktor risiko osteoporosis yang dapat dimodifikasi, yakni:
Baca juga: 3 Makanan Ini Punya Kolesterol Tinggi Tapi Sehat Dikonsumsi, Apa Saja?
Menurutnya, tindakan yang utama bagi seseorang dengan osteoporosis adalah mencegah osteoporosis agar tidak terjadi.
Dwikora menyebutnya dengan cara “Cukupi-Lakukan-Hindari”.
Rinciannya ialah mencukupi kebutuhan kalsium, vitamin D, protein dan mineral lain adalah hal yang utama.