"Jumlah kejadian gempa vulkanik dalam meningkat signifikan disertai getaran tremor vulkanik menerus dengan amplitudo overscale," jelas Heruningtyas.
"Menandakan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan dalam bentuk erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif (aliran lava)," tambahnya.
Baca juga: Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Alami Gempa Sebelum Meletus
Lebih lanjut, Heruningtyas membeberkan bahwa Gunung Ruang mempunyai interval erupsi antara 1-30 tahun. Erupsi yang terakhir terjadi pada 2002.
Pada saat itu, terjadi erupsi eksplosif pada Gunung Ruang yang disertai awan panas dan menyebabkan kerusakan lahan dan permukiman serta penduduk harus mengungsi.
Terkait kondisi Gunung Ruang saat ini, cuaca di lokasi umumnya cerah, ada kabut, berawan, hingga hujan.
Pada 18 April 2024 pagi, teramati asap kawah berwarna putih kelabu, berintensitas tebal, dan bertekanan lemah hingga sedang dengan ketinggian 500-800 meter dari puncak.
"Pemantauan visual saat ini tanggal 18 April 2024 hingga pukul 12.00 Wita, masih teramati erupsi berupa asap menerus berwarna putih hingga kecoklatan dengan intensitas relatif lemah," jelas Heruningtyas.
"Hasil pemantauan visual juga menunjukkan saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi.
"Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu (pijar) ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif (aliran lava)," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.