KOMPAS.com - Unggahan foto yang menyebutkan seseorang menjadi tuli karena sering memakai headset, ramai dibicarakan di media sosial.
Foto tersebut diunggah oleh akun Instagram @cloudmusicgrams pada Jumat (12/4/2024).
Dalam foto tersebut, tampak pengunggah menuliskan keluhannya setelah menjadi tunarungu usai memakai headset.
“Hati-hati yang suka pakai headset/tws dan saudara2 nya,” tulis pengunggah.
“Boleh ngeluh ga si, umur 29 tahun ditimpah musibah jadi tuna rungu gara2 hendset. Ntah itu karir, cinta, masa depan berasa makin lebih berat dijalani,” tulis keterangan dalam unggahan.
Dalam komentar lainnya pengunggah mengaku, dirinya menjadi tuli karena mendengarkan menggunakan headset dalam volume tinggi hingga ketiduran.
"Paginya dah kek ketutup. Udah priksa ke dokter katanya sarafnya udah rusak, pke alat bantu udah gak bisa," tulis pengunggah akun Sondel Bae di Facebook.
Baca juga: Kisah Helen Keller Bisa Menerbangkan Pesawat padahal Buta, Tuli, dan Bisu
Terkait unggahan tersebut, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Tri Juda Airlangga memberikan pendapatnya.
Airlangga mengatakan, terlalu lama menggunakan headset menurutnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Pihaknya menjelaskan, sesuai dengan keputusan dari Kementerian Kesehatan, batas aman memakai headset sebesar 85 desibel selama 8 jam.
Meskipun demikian, batas tersebut tidak dapat berlaku secara konstan karena saat mendengarkan musik terkadang ukurannya dapat berbeda-beda.
Ketika intensitas suara naik menjadi 88 desibel, kekuatan telinga untuk mendengarkan akan turun sebanyak 50 persen.
“Jadi semisal batas maksimalnya 85 desibel 8 jam, ketika naik tiga derajat menjadi 88 desibel akan berkurang menjadi 4 jam. Naik lagi menjadi 91 desibel, ketahanan telinga turun lagi menjadi hanya 2 jam,” ungkap Angga saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/4/2024).
Di sisi lain, dia juga menjelaskan, ponsel yang ada di Indonesia memiliki intensitas suara 80-82 desibel pada volume 70 persen tanpa menggunakan headset.
Selain itu, masyarakat juga terbiasa untuk mendengarkan suara yang cukup keras dari headset karena akan lebih terasa menyenangkan.
Baca juga: Mengenal Bahasa Isyarat untuk Komunikasi dengan Teman Tuli di Indonesia