Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

Masa Depan AI di Dunia Medis: Revolusi Diagnostik dan Empati Digital

Kompas.com - 03/04/2024, 10:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI TENGAH revolusi industri keempat, kecerdasan buatan (AI) merangsek ke setiap sudut kehidupan kita, termasuk sektor medis, yang tradisionalnya sangat bergantung pada keahlian manusia.

Kita sedang memasuki era baru di mana AI tidak hanya menyaingi, tetapi dalam banyak kasus, melampaui kecerdasan dan keahlian medis manusia dalam diagnosa penyakit dan interaksi dengan pasien.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine oleh Adam Rodman dan rekan-rekannya menandai titik balik penting.

Studi ini menunjukkan bahwa ChatGPT-4, produk terkini dari OpenAI, tidak hanya mampu menyaingi, tapi juga mengungguli dokter dalam penalaran klinis.

Dengan skor R-IDEA median 10, ChatGPT-4 memperlihatkan kemampuan interpretatif dan analitis yang lebih canggih dibandingkan dokter senior dan dokter residen, yang mencetak skor 9 dan 8.

Menilik ke belakang, pada 2018, dunia menyaksikan kemampuan AI yang luar biasa dalam bidang diagnostik melalui penelitian tentang sistem AI BioMind.

Penelitian ini, yang menguji kemampuan AI dalam mendiagnosa tumor otak dan memprediksi ekspansi hematoma, menunjukkan bahwa BioMind memiliki akurasi diagnostik sebesar 87 persen dari 225 kasus, sementara tim dokter senior hanya mencapai akurasi 66 persen.

Ini menegaskan potensi AI dalam memperkuat keakuratan diagnostik dalam praktik medis, yang pada gilirannya dapat meningkatkan outcome pasien secara signifikan.

Menggali lebih dalam ke ranah empati, studi dari Universitas California pada 2023 yang mengeksplorasi respons AI terhadap pertanyaan pasien di forum publik.

Penelitian tersebut menemukan bahwa AI tidak hanya memberikan informasi lebih baik, tetapi juga lebih empatik dibandingkan dengan respons dokter.

Hasil ini menantang anggapan bahwa AI tidak mampu meniru kualitas interaksi manusiawi yang empatik dan mendukung.

Dalam studi ini, jawaban AI dianggap lebih baik dalam hampir 80 persen kasus, dengan penilaian yang menunjukkan bahwa AI 41 persen lebih empatik daripada dokter manusia.

Pada tahun ini, peneliti dari Google mengambil langkah besar dengan memperkenalkan AMIE (Articulate Medical Intelligence Explorer), sistem AI yang dioptimalkan untuk dialog diagnostik.

Dalam sebuah penelitian komparatif, AMIE tidak hanya menunjukkan akurasi diagnostik yang lebih tinggi, tapi juga kinerja yang superior dalam berbagai aspek penilaian klinis dibandingkan dengan dokter perawatan primer.

Keberhasilan AMIE dalam berbagai aspek, dari akurasi diagnostik hingga empati, membuka potensi untuk aplikasi AI yang lebih luas dalam praktik medis.

Keberhasilan ini menandai awal dari pergeseran paradigma dalam perawatan kesehatan. Dengan kemampuan untuk menganalisis data dengan cepat dan akurat, memberikan diagnosa yang tepat, dan menunjukkan empati, AI berpotensi menjadi mitra yang tak ternilai bagi praktisi medis.

Kita berada di ambang era baru di mana AI dapat mendukung dokter dalam tugas-tugas mereka sehari-hari, membantu mengurangi kesalahan diagnostik, dan meningkatkan kualitas perawatan pasien.

Seiring dengan kemajuan teknologi ini, kita harus tetap kritis dan waspada terhadap batasan dan tantangan etis yang dihadapi.

Namun, dengan integrasi yang hati-hati dan pertimbangan etis yang kuat, masa depan AI di dunia medis menjanjikan peningkatan signifikan dalam kualitas dan efisiensi perawatan kesehatan, membuka jalan bagi perawatan yang lebih personal, akurat, dan empatik bagi setiap pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com