Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Puasa Menyebabkan Siklus Menstruasi Terganggu? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 02/04/2024, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Memengaruhi hormon

Sementara itu, dokter kandungan di RSIA Anugerah Semarang Indra Adi Susianto mengatakan, perubahan jam makan dan pola malan saat puasa dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap siklus menstruasi, terutama terhadap hormon estrogen dan progesteron. 

“Sebab, pada saat puasa, kita secara tidak langsung membatasi asupan kalori, karbohidrat, lemak, gula, garam dan air yang dapat mengakibatkan menstruasi terlewat atau tidak teratur,” ujarnya, terpisah.

“Sama halnya saat tidak puasa tetapi pola makan kita saat itu sangat tidak sehat sehingga dapat menyebabkan gangguan mood menjelang menstruasi atau PMS. Hal itu terjadi karena adanya dominasi estrogen,” sambungnya.

Indra mengungkapkan, wanita yang mengalami gangguan haid akibat obesitas, maka pola makan harus diatur dengan komposisi kadar gizi yang seimbang.

Sehingga, selain menurunkan berat badan, hal tersebut juga dapat mengurangi gejala PMS, membantu siklus menjadi lebih teratur, dan darah menstruasi tidak terlalu banyak.

“Perubahan perilaku ini terjadi akibat  perubahan sekresi hormonal karena selama hari-hari puasa Ramadhan,” tutur Indra.

Ia menjelaskan, homeostasis glukosa dipertahankan melalui makanan yang dikonsumsi sebelum fajar (sebelum Matahari terbit), dan oleh penyimpanan glikogen hati terjadi perubahan selama fase luteal dari siklus menstruasi.

Baca juga: Ramai soal Pil KB untuk Melancarkan Siklus Haid pada Remaja, Ini Penjelasan Dokter

Haid akan kembali normal

Hal tersebut juga didukung oleh penelitian tahun 2013 berjudul "Apakah puasa Ramadhan berpengaruh pada siklus menstruasi?" yang dimuat dalam National Centre for Biotechnology Information.

Hasil penelitian menemukan, sebanyak 11,3 persen, 30 persen, dan 16,3 persen peserta memiliki pola menstruasi yang tidak normal dalam tiga bulan sebelum dan selama puasa, dan tiga bulan setelah Ramadhan.

Peserta yang berpuasa lebih dari 15 hari memiliki periode menstruasi yang tidak normal dibandingkan dengan peserta yang puasa kurang dari 15 hari.

Peneliti menyimpulkan, kelainan menstruasi selama bulan Ramadhan akan mencapai puncaknya, kemudian tiga bulan setelah Ramadhan berangsur-angsur berkurang dan kembali ke kondisi normal.

Selain itu, studi tersebut juga menegaskan bahwa kelainan menstruasi seperti oligomenore, polimenorea, dan hipermenorea meningkat selama Ramadhan, terutama dalam partisipan yang puasa lebih dari 15 hari. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com