Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Minum Air Rebusan Jahe dan Kunyit Setiap Hari, Menyehatkan Jantung tapi Bisa Memicu Mulas

Kompas.com - 26/03/2024, 07:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jahe dan kunyit adalah rempah-rempah populer yang banyak digunakan untuk bumbu masakan.

Tak hanya itu, beberapa orang biasanya juga menggunakan jahe dan kunyit untuk membuat ramuan herbal yang menyehatkan tubuh.

Dikutip dari Healthline, kedua rempah-rempah itu juga telah digunakan untuk membantu meringankan rasa sakit, mengurangi rasa mual, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh untuk membantu melindungi dari penyakit dan infeksi.

Khasiat jahe sebagai obat sebagian besar disebabkan oleh adanya senyawa fenolik, termasuk gingerol, bahan kimia yang dianggap memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

Sementara itu, manfaat kunyit didapat dari kandungan senyawa kimia kurkumin, yang telah terbukti membantu dalam mengobati dan mencegah beberapa kondisi kronis.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, biasanya jahe dan kunyit dikonsumsi sebagai air rebusan.

Lantas, apa yang terjadi pada tubuh ketika minum air rebusan jahe dan kunyit setiap hari?

Baca juga: 6 Manfaat Air Rebusan Jahe, Serai, dan Gula Merah, Kendalikan Lapar dan Redakan Nyeri

Efek minum air rebusan jahe dan kunyit setiap hari

Manfaat minum air rebusan jahe di malam hari.SHUTTERSTOCK/Katarzyna Hurova Manfaat minum air rebusan jahe di malam hari.
Meskipun bukti-bukti sangat terbatas pada efek jahe dan kunyit ketika digunakan bersama-sama, namun penelitian menunjukkan bahwa keduanya dapat membantu mengurangi rasa sakit dan risiko penyakit.

1. Mengurangi peradangan pada tubuh

Peradangan kronis dianggap memainkan peran sentral dalam perkembangan kondisi seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

Peradangan juga dapat memperburuk gejala yang terkait dengan kondisi autoimun, seperti artritis reumatoid dan penyakit radang usus.

Nah, jahe dan kunyit sendiri memiliki sifat antiinflamasi yang kuat, yang dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Satu studi pada 120 orang dengan osteoartritis menemukan bahwa mengonsumsi 1 gram ekstrak jahe per hari selama 3 bulan secara efektif mengurangi peradangan dan menurunkan kadar oksida nitrat, sebuah molekul yang memainkan peran kunci dalam proses peradangan.

Demikian pula, sebuah tinjauan terhadap 9 penelitian menunjukkan, konsumsi 1-3 gram jahe per hari selama 6-12 minggu dapat menurunkan kadar C-reactive protein (CRP), penanda inflamasi.

Sementara itu, penelitian pada tabung reaksi dan manusia menunjukkan bahwa ekstrak kunyit dapat mengurangi beberapa penanda peradangan, dengan beberapa penelitian mencatat bahwa itu mungkin seefektif obat anti-inflamasi seperti ibuprofen dan aspirin.

Satu tinjauan terhadap 15 penelitian juga mengamati, suplemen kunyit dapat menurunkan kadar CRP, interleukin-6 (IL-6), dan malondialdehid (MDA), yang kesemuanya digunakan untuk mengukur peradangan di dalam tubuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com