Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Bantah Penyebaran Nyamuk Wolbachia Jadi Penyebab Peningkatan Kasus DBD

Kompas.com - 25/03/2024, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam beberapa waktu terakhir.

Di Jawa Barat, misalnya, kasus DBD mencapai 11.000, sedangkan di Jakarta mencapai 1.102 dalam sebulan.

Sayangnya, peningkatan kasus DBD ini tak jarang dikaitkan dengan penyebaran nyamuk wolbachia yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Nyamuk wolbachia adalah sebutan untuk nyamuk yang membawa bakteri wolbachia. Bakteri ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga membantu mengatasi penularan penyakit DBD.

Lantas, mungkinkah kenaikan kasus DBD berkaitan dengan penyebaran nyamuk wolbachia?

Baca juga: Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya


Nyamuk wolbachia bukan penyebab kenaikan kasus DBD

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi membantah bahwa penyebaran nyamuk wolbachia berkontribusi pada peningkatan kasus DBD di Tanah Air.

Menurutnya, kehadiran nyamuk wolbachia justru membantu menekan infeksi virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti tersebut.

"Bukan lah, malah nyamuk wolbachia kalau ada virus dengue, saat dia menggigit atau mengisap darah orang lain, virus denguenya tidak bisa masuk," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/3/2024).

Nadia melanjutkan, penyebab utama kenaikan kasus demam berdarah adalah pergantian musim dari hujan ke kemarau.

Pancaroba yang saat ini melanda sejumlah wilayah melahirkan banyak tempat untuk nyamuk berkembang biak.

Baca juga: Ada Lonjakan Kasus, Kenali Masa Kritis Demam Berdarah

Penyebaran jentik nyamuk wolbachia sendiri telah rampung dilaksanakan di puluhan ribu titik kota di Indonesia yang meliputi:

  • 47.251 titik di Kota Semarang, Jawa Tengah
  • 20.513 titik di Kota Bandung, Jawa Barat
  • 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta
  • 9.751 titik di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
  • 4.917 titik di Kota Bontang, Kalimantan Timur
  • 4.109 titik di Kota Denpasar, Bali.

Sementara itu, peningkatan penyakit demam berdarah dengue tidak hanya tercatat di enam kota tersebut.

Bahkan, hingga Maret 2024, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (23/3/2024), lima daerah selain kota di atas telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yakni:

  • Jepara, Jawa Tengah
  • Enrekang, Sulawesi Selatan
  • Kutai Barat, Kalimantan Timur
  • Lampung Timur, Lampung
  • Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Nadia mengungkapkan, Kemenkes secara bertahap akan menyebarkan jentik nyamuk wolbachia sebagai salah satu cara mencegah DBD.

"Kita bertahap karena memang ada beberapa kriteria untuk penyebaran nyamuknya, (yaitu) yang padat penduduknya dan kasus (DBD) tinggi," tuturnya.

Baca juga: Mengenal Ciri Bintik Merah DBD yang Muncul Setelah Demam

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com