Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar FK UI Minta Orangtua Waspada Gejala Penyakit Kawasaki pada Anak

Kompas.com - 02/02/2024, 08:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Najib Advani mengingatkan orangtua untuk mewaspadai gejala penyakit Kawasaki pada anak.

"Saya katakan ini bukan penyakit sehari-hari. Enggak semua dokter mungkin menyadari gejala penyakit kawasaki," jelas Najib dikutip dari Antara (31/1/2024).

Ia menerangkan, hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab penyakit Kawasaki atau dikenal dengan Kawasaki Disease tersebut.

Biasanya, kata dia, penyakit ini diderita anak di bawah lima tahun (balita). Sesuai namanya, penyakit ini ditemukan oleh dokter anak bernama Tomisaku Kawasaki, pada 1967 di Jepang.

Baca juga: Kenapa Anak Balita Suka Memukul? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gejala penyakit Kawasaki

Najib menyampaikan, ada beberapa gejala penyakit kawasaki yang perlu diwaspadai sejak dini oleh para orangtua, di antaranya:

  • Demam tinggi, biasanya berlangsung sekitar empat sampai lima hari
  • Mata merah, tapi tidak disertai kotoran
  • Bibir dan lidah yang merah seperti stroberi
  • Ruam mirip campak di sekujur tubuh
  • Teraba benjolan di leher, kelenjar getah bening bengkak.

Ia menuturkan, orangtua yang mendapati gejala penyakit Kawasaki pada anak segera membawa buah hatinya ke dokter. 

Pasalnya, apabila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan gangguan jantung, seperti penyumbatan pembuluh darah arteri koroner.

"Kelainan jantung timbul setelah minggu kedua, di hari ketujuh. Hari kesepuluh mulai timbul kelainan jantung. Kalau koroner tersumbat, otot-otot jantung akan rusak, sehingga darah tidak bisa beredar dengan baik," jelas dia.

Baca juga: Apa Efek Narkoba jika Dikonsumsi Balita? Ini Kata BNN dan Ahli UGM

Cara mengobati penyakit Kawasaki

Menurut Najib, penanganan penyakit kawasaki harus dilakukan sejak dini, atau sebelum hari ketujuh, agar dapat dilakukan secara maksimal.

Adapun langkah penanganannya yakni dengan rawat inap di rumah sakit selama setidaknya empat hari untuk diberikan berbagai jenis obat-obatan.

Setelah itu, akan dilanjutkan dengan rawat jalan dengan pemeriksaan jantung secara rutin menggunakan alat elektrokardiogram (EKG).

"Entry point-nya tiga sebenarnya, demam, ruam, dan mata merah. Tiga saja ingat itu, tiga dulu ya. Kalau sudah tiga itu, pikirkan kemungkinan Kawasaki. Nah, baru ke dokter yang biasa menangani Kawasaki," paparnya.

Baca juga: 6 Langkah untuk Tingkatkan Kemampuan Bicara Balita

Diagnosis penyakit Kawasaki

Apabila hasil pemeriksaan dokter mengarah pada gejala penyakit Kawasaki, dokter biasanya menganjurkan penderita untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan.

Dilansir dari laman resmi RSUD Dr. Sardjito, biasanya pemeriksaan laboratorium pasien penyakit kawasaki menunjukkan penurunan kadar albumin, hemoglobin, dan kadar elektrolit dalam darah, kolesterol, dan limfosit.

Hasil laboratorium juga menunjukkan, terjadi peningkatan laju endap darah, enzim hati (SGOT SGPT), jumlah leukosit, jumlah netrofil, dan jumlah trombosit.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com