Jokowi disebut tidak pernah terang-terangan mendukung calon presiden mana pun di Pemilu 2024 termasuk putra sulungnya Gibran, dan menjamin netralitasnya. Namun, fraksi lawan khawatir akan sikap Jokowi dan dampaknya ke Pemilu.
Media ini juga menyoroti tanggapan warganet terhadap pernyataan Jokowi. Banyak orang tidak puas dan mempertanyakan komitmen presiden terhadap netralitas.
Mereka membandingkan Jokowi dengan pegawai sipil negara (PNS) yang wajib netral dan mantan presiden BJ Habibie yang dinilai tidak memihak.
Baca juga: Jokowi Klaim Presiden-Menteri Boleh Memihak dan Berkampanye, Ini Kata Sejumlah Capres-Cawapres
The Star merilis artikel berjudul President Can 'Pick Sides' in Presidential Election: Jokowi.
Media asal Malaysia ini juga memberitakan pernyataan Jokowi soal presiden boleh ikut kampanye dan memihak paslon selama tidak menggunakan fasilitas negara.
The Star bahkan secara gamblang menyebut Jokowi telah mengisyaratkan dukungannya terhadap Prabowo meski belum secara resmi mengumumkan pilihannya.
Jokowi bahkan dikatakan tidak berkomitmen karena tidak mengumumkan preferensi politiknya.
Media ini juga menyoroti calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 yakni Gibran, yang merupakan putra Jokowi.
Baca juga: Klaim Presiden dan Menteri Boleh Kampanye, Jokowi Dinilai Merusak Moral Politik
Xinhua menuliskan pernyataan Jokowi dalam berita President or Minister Could Participate in Election Campaign, Says Indonesian President.
Media China tersebut mengatakan pernyataan Jokowi mengenai partisipasi presiden dan menteri dalam kampanye Pemilu diutarakan saat banyak kritik terhadap netralitas kabinetnya dan klaim eksploitasi fasilitas negara untuk tujuan politik.
Media ini mengutip ucapan Jokowi bahwa semua orang termasuk menteri dan presiden punya hak prerogratif politik. Mereka bukan sekadar pejabat publik, tapi juga pejabat politik.
Xinhua juga menyoroti ada lebih dari 204 juta masyarakat Indonesia yang akan memilih presiden dan wakil presiden pada 14 Februari 2024.
South China Morning Post (SCMP) menuliskan berita berjudul Indonesia Election 2024: is Jokowi’s ‘Partiality’ for Prabowo a Double-Edged Sword for The Presidential Hopeful?.
SCMP menyebut angka dukungan ke Prabowo-Gibran stagnan sehingga menghalangi kemenangannya. Karena itu, dukungan Jokowi ke Prabowo semakin besar karena khawatir kalah.
Media ini menyoroti perubahan aturan di Mahkamah Konstitusi sehingga Gibran bisa menjadi cawapres.
Media ini mengutip pernyataan analis kebijakan Dedi Dinarto yang mengatakan dukungan Jokowi dilakukan untuk menjamin kelangsungan politiknya dan keluarga.
Meski begitu, media berbasis di Hong Kong ini mengatakan suara untuk Prabowo-Gibran tetap tinggi karena pemilih cenderung tidak peduli dengan dugaan pembentukan dinasti Jokowi.
Namun, tindakan Jokowi dikatakan dapat menjadi pedang bermata dua karena lawan Prabowo-Gibran bisa bekerja sama melemahkan suara Prabowo dan membuat pilpres putaran kedua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.