Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penyebab Tabrakan Beruntun di Puncak Bogor, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 23/01/2024, 15:50 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun terjadi Puncak Bogor, tepatnya di Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (23/1/2024).

Kecelakaan tersebut melibatkan lima kendaraan dan menyebabkan 14 orang mengalami luka.

Komandan Regu 3 Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor Muhammad Ridwan mengatakan, seluruh korban dilarikan ke RS terdekat, seperti RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG).

Ia menjelaskan, bahwa dari 14 korban luka, tiga di antaranya adalah anak-anak.

"Korban mengalami luka ringan hingga luka berat. Untuk sementara data korban, yakni 11 orang dewasa dan tiga anak-anak," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa.

"Situasi akhir sekarang sudah kondusif tinggal mengevakuasi kendaraan yang mengangkut air, mobil boks," sambung Ridwan.

Baca juga: Kronologi Tabrakan Beruntun di Jatibarang Semarang, Diduga Berawal dari Truk Rem Blong

Dugaan penyebab kecelakaan beruntun di Puncak Bogor

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, kecelakaan beruntun di Puncak Bogor terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Kendaraan yang terlibat kecelakaan berjumlah lima unit yang terdiri dari truk boks, angkot berwarna biru, mobil Suzuki XL7, angkot berwarna kuning, dan mobil boks kecil.

"Sementara, menunggu hasil olah TKP (tempat kejadian perkara)," ujar Tompo kepada Kompas.com, Selasa.

Ia menyampaikan, saat ini polisi sudah mengevakuasi korban, mengamankan barang bukti, dan melakukan olah KTP.

Baca juga: Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Bus SMAN 1 Sidoarjo di Tol Ngawi, 2 Orang Meninggal

Terpisah, Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama Ganda Permana menjelaskan, kecelakaan beruntun di Puncak Bogor diduga disebabkan oleh truk boks yang mengalami rem blong.

Ia mengatakan bahwa truk boks tersebut melaju dari arah Cianjur, Jawa Barat menuju Jakarta.

"Tetapi masih ditangani oleh anggota untuk lebih jelasnya bagaimana," jelas Rizky dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa.

Laporan sementara, lanjut Rizky, tidak ada korban meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Meski begitu, dua bangunan yang terdiri dari satu rumah makan dan satu bengkel mengalami kerusakan imbas tabrakan beruntun.

"Diasumsikan untuk kendaraan truk (boks) yang menabrak," pungkasnya.

Baca juga: Tabrakan Beruntun Tol Semarang-Solo: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Kesaksian warga

Sementara itu, saksi mata bernama Ela membeberkan detik-detik ketika kecelakaan beruntun terjadi di Puncak Bogor.

Awalnya, ia melihat truk boks yang bermuatan air mineral ke arah Jakarta diduga mengalami rem blong.

Truk tersebut kemudian menabrak kendaraan lain lalu menghantam sebuah warung dan bengkel.

Satu kendaraan pribadi, kata Ela, juga ikut tertabrak dan terpental dalam insiden itu.

"Terus ada tuh mobil pribadi mental sampai ke Gang Pondok 10," katanya dikutip dari Kompas TV, Selasa.

Kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun dalam konsisi hancur berkeping-keping, bahkan ada korban yang tergeletak di pinggir jalan.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor Ipda Angga Nugraha membeberkan, 14 korban luka terdiri dari dua luka berat dan 12 luka ringan.

Baca juga: Kasus Tabrakan Mahasiswi di Cianjur, Beda Kronologi antara Keluarga dan Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada 15-20 Mei 2024, Ada Sumatera Barat

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada 15-20 Mei 2024, Ada Sumatera Barat

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Tren
Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com