KOMPAS.com - Memasuki masa libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 (Nataru), wisatawan yang berlibur di pantai diminta berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi air laut.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo mengatakan, terdapat fase pasang harian yang dapat sewaktu-waktu terjadi di pantai.
Berikut daerah yang diprakirakan akan mengalami gelombang tinggi selama periode Kamis (21/12/2023) hingga Rabu (27/12/2023).
Baca juga: Catat, 11 Ruas Tol Ini Bisa Diakses Gratis pada Libur Nataru 2023
BMKG mengelompokkan gelombang perairan menjadi tujuh kategori dengan ketinggian yang berbeda, yaitu:
Lebih lanjut, dikutip dari data BMKG, berikut daerah-daerah perairan dengan kategori gelombang tinggi selama libur Nataru.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Saat Natal dan Tahun Baru 2024, Adakah Cuaca Ekstrem?
BMKG juga mengimbau agar warga dan para nelayan memperhatikan keselamatan saat pelayaran.
Perahu nelayan berisiko tinggi jika berlayar dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang harus hati-hati berlayar di kecepatan angin lebih dari 16 knot dan gelombang tinggi di atas 1,5 meter.
Kapal ferry berisiko jika berlayar di kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Sementara kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar harus hati-hati di kecepatan angin lebih dari 27 knot dan glombang setinggi di atas 4,0 meter.
Eko menegaskan, masyarat perlu mengikuti arahan penjaga pantai selama berwisata di pantai saat libur Nataru.
"Mengikuti arahan petugas pantai. Misalnya ada warning untuk tidak beraktivitas di satu tempat, dipatuhi," lanjut dia.
Menurutnya, masyarakat perlu bersikap waspada terutama saat air laut sewaktu-waktu pasang di siang ataupun malam hari.
Baca juga: Jelang Libur Nataru, Ini Titik Rawan Kecelakaan di Jateng, Pantura, dan Tol Trans-Jawa
"Ssebelum Natal, perlu kewaspadaan (cuaca ekstrem) di wilayah Indonesia bagian utara, terutama di Utara khatulistiwa, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan," ujar dia dalam rilis resmi BMKG.
Wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Sumatera bagian selatan berpotensi mengalami hujan lebat hingga ekstrem disertai angin kencang setelah Natal hingga awal tahun baru.
Menurutnya cuaca ekstrem tersebut merupakan dinamika atmosfer akibat posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudera.
Selain cuaca ekstrem, Dwikorita menyebut terdapat potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda selama musim Nataru.
Dia juga mengingatkan ada potensi terjadi arus laut dan angin kencang di perairan.
Karena itu, Dwikorita meminta perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat lebih waspada untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.