Dikutip dari WebMD, umbi talas mengandung senyawa oksalat yang dapat mengiritasi mulut dan tenggorokan.
Senyawa ini dapat menyebabkan sensasi perih atau terbakar, serta kesemutan atau mati rasa pada dua bagian tubuh tersebut.
Untungnya, proses memasak, baik menjadi hidangan manis maupun gurih dapat menonaktifkan senyawa oksalat.
Oleh karena itu, sayuran tepung ini hanya dapat dikonsumsi dalam kondisi matang atau telah dimasak untuk menghindari sensasi terbakar saat masuk ke mulut dan tenggorokan.
Baca juga: 3 Potensi Efek Samping Ubi Ungu, Apa Saja?
Meski jarang terjadi, makan talas dapat memicu reaksi alergi, seperti dalam laporan The Internet Journal of Asthma, Allergy, and Immunology (2005).
Orang yang alergi sayuran ini biasanya akan mengalami beberapa gejala, termasuk ruam, bengkak, dan gatal-gatal pada kulit.
Bahkan, talas berpotensi menyebabkan reaksi alergi parah, seperti kesulitan bernapas dan anafilaksi yang berpotensi mengancam nyawa.
Jika mengalami tanda-tanda alergi, segera hentikan konsumsi talas dan kunjungi dokter untuk berkonsultasi.
Efek samping talas selanjutnya berkaitan dengan kandungan senyawa oksalatnya yang melimpah.
Jika dikonsumsi terlalu banyak, oksalat yang masuk ke dalam tubuh akan mengikat kalsium.
Seiring waktu, kalsium oksalat dapat membentuk kristal yang berpotensi menyebabkan batu ginjal.
Guna mengurangi risiko batu ginjal, ada baiknya batasi asupan umbi talas dan minum banyak air putih untuk membantu membuang kelebihan oksalat.
Baca juga: 4 Efek Samping Makan Jambu Biji, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.