Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Perempuan yang Tewas di Toilet Pondok Gus Samsudin

Kompas.com - 16/12/2023, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Polisi selanjutnya melakukan pengecekan ke kamar mandi di area pondok dan mendapati kamar mandi terkunci dari dalam.

Pintu kemudian didobrak dan SWT ditemukan tewas dalam kondisi telentang.

“Benar, korban berada di kamar mandi itu sejak Sabtu malam tanpa diketahui pengurus pondok. Keberadaan korban baru terungkap Senin malam,” tutur Dwi.

3. Keluarga korban menolak otopsi

Dwi menyebut, pihak keluarga telah menyatakan menerima kematian SWT karena yang bersangkutan memang menderita darah tinggi dan sesak napas menahun.

Pihak keluarga juga membuat surat pernyataan tidak akan menuntut pihak pondok dan meminta otopsi atas jasad SWT tidak dilakukan.

Selanjutnya pada Selasa (12/12/2023), jenazah SWT dibawa ke Surabaya untuk dimakamkan.

Meski demikian, pihak kepolisian akan tetap melakukan penyelidikan atas meninggalnya SWT.

“Saat ini tengah diselidiki oleh Sat Reskrim Polres Blitar. Ya, termasuk masalah ada tidaknya izin praktik pengobatan juga tengah dikumpulkan datanya,” ucap Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udiono dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Dinas Kesehatan Klarifikasi ke Gus Samsudin soal Pasien yang Meninggal di Pondok Nuswantoro di Blitar

4. Samsudin sebut korban hanya diberi petuah

Tim Dinkes Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Jumat (15/12/2023) kemudian mendatangi langsung lokasi praktik Gus Samsudin usai kasus meninggalnya SWT.

Kedatangan mereka dilakukan karena sejak 2022, Dinas Kesehatan setempat telah mencabut praktik pengobatan di pondok tersebut.

Saat itu izin dicabut karena ketidaksesuaian antara izin dengan praktik pengobatan yang dijalankan.

Kepada Tim Dinkes, Samsudin membenarkan bahwa SWT datang ke pondok dengan keluhan pusing dan sesak napas.

"Dia (Samsudin) menjawab memang betul ada tamu dari Surabaya. Tamu itu mengeluhkan pusing dan sesak napas," ujar Kasi Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kabupaten Blitar Suhandono dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/12/2023).

Saat ditanya apakah ada terapi yang diberikan ke SWT seperti obat ataupun pijat, Samsudin mengatakan, tak ada terapi apa pun.

"Katanya, (tamu itu) tidak diberikan apa-apa, hanya diberi petuah-petuah, misalnya diminta salat lebih tertib dan sebagainya," katanya.

(Sumber: Kompas.com/Asip Agus Hasani | Editor: Andi Hartik, Rachmawati)

Baca juga: Kronologi Kisruh Gus Samsudin dan Pesulap Merah hingga Ditutupnya Padepokan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com