Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kisruh Gus Samsudin dan Pesulap Merah hingga Ditutupnya Padepokan

Kompas.com - 02/08/2022, 18:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belakangan ramai di media sosial soal kisruh antara Pesulap Merah dengan guru spiritual Gus Samsudin.

Buntut dari perseteruan ini, ratusan warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Blitar, Jawa Timur menggeruduk padepokan milik Gus Samsudin.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/8/2022), warga meminta padepokan tersebut ditutup karena menyeret desa Rejowinangun.

Berikut kronologi ribut Pesulap Merah dan Gus Samsudin yang berujung ditutupnya padepokan:

Baca juga: Perselisihan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Ini Alasan Warga Minta Padepokan Nur Dzat Sejati Ditutup

Kronologi kisruh Pesulap Merah dan Gus Samsudin

Perseteruan bermula ketika Pesulap Merah atau Youtuber Marcel Radhival membuat pernyataan akan membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.

Gus Samsudin sendiri juga kerap mengunggah postingan praktik pengobatannya ke media sosial dan YouTube.

“Buktiin kalau ilmu lu beneran pakai ilmu gaib. Kalau beneran, gua tutup channel ini,” demikian kata Marcel dalam kanal YouTubenya.

Saat Marcel sampai di depan pintu gerbang Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin seseorang bernama Priono yang mengaku sebagai pengacara Gus Samsudin datang.

Kedatangan Marcel ke Desa Rejowinangun ini juga menjadi perhatian banyak orang.

Beberapa saat kemudian Kepala Desa Rejowinangun pun datang disusul orang-orang yang terlihat semakin ramai.

Video terkait unggahan Marcel ini kemudian banyak dibagikan di media sosial seperti TikTok.

Sejumlah potongan video Marcel pun banyak beredar di aplikasi tersebut termasuk saat Kepala Desa bernama Bhagas Wigasto meminta KTP Marcel, tetapi Ia tak memberikannya.

Baca juga: Menyoal Perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin, Padepokan Ditutup Warga hingga Aplikasi Desa Diretas

Warga ikut terseret

Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto menjelaskan, kegaduhan yang muncul antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin telah menyeret warga Rejowinangun.

Hal ini menyebabkan Desa Rejowinangun banyak di-bully di media sosial.

“Jadi kenapa warga sampai menghendaki penutupan padepokan Gus Samsudin karena kegaduhan ini ternyata telah menyeret nama desa kami. Desa Rejowinangun di-bully warganet di media sosial karena padepokan itu berada di desa kami,” ujar Bhagas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com