Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Minum Obat Sakit Kepala agar Tidur Nyenyak? Ini Kata Ahli UGM

Kompas.com - 08/12/2023, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai konsumsi obat sakit kepala agar seseorang bisa tidur nyenyak, ramai di media sosial X atau Twitter. 

Cuitan tersebut diunggah oleh akun X @convomf pada Selasa (5/12/2023) dan sudah ditayangkan sebanyak 1,7 juta kali hingga Jumat (8/12/2023).

Dalam unggahan itu disebutkan, seseorang biasa meminum obat sakit kepala sebanyak 2-4 tablet agar tidurnya menjadi nyenyak.

"Siapa disini yang suka minum Bodxxx juga? Kaya nagih gitu gak sih? Aku biasanya sekali minum 2-4 butir, terus jadi tidurnya nyenyak gitu," cuit pengunggah.

Lantas, bolehkah minum obat sakit kepala supaya tidur nyenyak, lalu apa efeknya? 

Baca juga: Bolehkah Vitamin B Kompleks Diminum Setiap Hari? Ini Kata Ahli UGM

Penjelasan pakar UGM

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Zullies menjelaskan, obat sakit kepala seperti dalam unggahan mengandung parasetamol dengan dosis maksimal 4 gram sehari.

Pihaknya menerangkan, obat sakit kepala atau penghilang nyeri (analgesik) seperti dalam unggahan itu tidak memiliki efek obat tidur. 

Bila pengunggah mengaku tidurnya menjadi nyenyak usai minum obat sakit kepala, Zullies menduga karena rasa nyeri pada kepalanya sudah hilang.

"Ini mungkin yang membuat bisa tidur nyenyak karena tidak nyeri lagi," jelas Zullies kepada Kompas.com, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: Penjelasan BPOM soal Obat Sirup yang Mengandung EG-DEG di Maladewa

Efek samping obat sakit kepala

Seperti yang sudah disebutkan, obat sakit kepala yang dikonsumsi pengunggah mengandung parasetamol dengan dosis maksimal 4 gram dalam sehari.

Zullies mengatakan, jika seseorang meminum tablet 500 gram maka dosis maksimalnya adalah 8 tablet dalam sehari.

Kendati demikian, obat analgesik seperti itu seharusnya digunakan bila perlu, bukan untuk penggunaan rutin.

Ia mengingatkan, dosis yang berlebihan atau penggunaan rutin 2-4 tablet sehari bisa menyebabkan akumulasi dalam tubuh dan itu bisa menyebabkan kerusakan liver atau efek hepatotoksik.

"Jadi, untuk masalah tidur harus dipastikan dulu penyebabnya dan obatnya menyesuaikan," saran Zullies.

Baca juga: 7 Obat yang Berpotensi Merusak Ginjal, Ada Antibiotik dan Pereda Asam Lambung

Solusi jika sulit tidur

Lebih lanjut, Zullies menyarankan seseorang yang mengalami kesulitan dokter untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dokter akan meresepkan obat tidur golongan benzodiazepine yang termasuk obat psikotropik yang harus diperoleh dengan resep.

Di sisi lain, jika seseorang mengalami masalah kecemasan atau depresi yang membuat tidurnya terganggu, ia mungkin akan diberikan obat antidepresan.

"Sebaliknya, mungkin sebenarnya tidak perlu obat, cuma harus menerapkan pola tidur yang baik," imbuh Zullies.

Zullies menuturkan, ia tidak menyarankan penggunaan analgesik parasetamol secara rutin karena efek samping obat ini bisa mengarah ke liver atau hepatotoksik, terutama jika dikonsumsi dalam dosis besar.

Obat sakit kepala atau analgesik hanya dipakai bila perlu, kecuali untuk nyeri kronis.

"Itupun harus dengan dosis terkecil dulu yg masih bisa mengatasi sakitnya," jelas Zullies.

Baca juga: Berbahaya, Ini Dampak Masak Daging dengan Obat yang Mengandung Parasetamol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com